3 Prediksi Tren Video Marketing Di 2019

Tahun 2019 sudah di depan mata, dan ada banyak hal yang bisa kita prediksi mengenai masa depan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk yang bisa mendukung aktivitas di dunia marketing dan bisnis. Salah satunya adalah pembuatan video, entah untuk strategi pemasaran atau branding. Banyak perusahaan yang mulai melihat video sebagai sarana yang jitu buat mempromosikan produk maupun visi misi perusahaan mereka. Menurut entrepreneur.com, media video akan menguasai traffic internet sampai 80% pada 2019, sementara menurut Aberdeen, pemanfaatan video dalam marketing mampu meningkatkan brand awareness sebesar 54%.

YouTube lebih dari TV?

Menurut data yang dihimpun Google pada akhir 2016, sekitar setengah dari responden berusia 18-34 tahun mengaku mau menghentikan kegiatan mereka demi menonton video yang diunggah oleh YouTuber favorit mereka. Google juga menambahkan bahwa 40% milenial mempercayai konten YouTube dan 60% milenial bilang kalo video-video yang pernah mereka tonton telah mengubah cara pandang mereka.

Penelitian lebih jauh menunjukkan, pada 2019, internet akan menyusul televisi terkait dengan jumlah jam yang ditonton. Selain itu, orang-orang akan menghabiskan 2,6 jam per hari untuk berselancar dalam dunia maya dan 2,7 jam sehari untuk menonton video di 2019. Kemudian, 45 menit dari waktu yang dihabiskan oleh rata-rata orang di internet adalah untuk menonton video seluler.

Kalau suatu merek belum juga memasarkan produknya lewat video-video di YouTube atau dengan bekerjasama dengan para influencer untuk endorsement atau promosi produk berbayar pada video mereka, mungkin strategi pemasarannya harus ditinjau ulang!

Video Vertikal

Selain YouTube, media sosial yang berjaya dengan fitur videonya adalah Instagram. Kemunculan Instastory dan IG TV dianggap mengubah tren netizen dalam menonton video dari layar horizontal menjadi layar vertikal. Dan gak bisa dipungkiri, kini kita menghabiskan banyak waktu di dunia digital. Bukan cuma untuk menelusuri situs-situs pemberi informasi atau scrolling media sosial aja, tapi bahkan untuk mencari rekomendasi tempat dan kegiatan pun kita menggunakan internet. Momen-momen sederhana itulah yang yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pemasaran lewat konsep bercerita atau storytelling. Itulah kenapa, video-video di Snapchat dan Instagram Stories bisa menjadi umpan untuk untuk promosi dan pemasaran, karena punya feel yang dekat dengan audiens dan pola penyampaiannya pun sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari.

Fokus di Instagram!

Menurut Facebook, live video berpotensi meningkatkan engagement pada penonton sebanyak enam kali lipat ketimbang video yang tidak disiarkan secara langsung. Nah, karena fitur live video sudah ada di Instagram, perusahaan bisa memaksimalkan fitur itu untuk promosi dan pemasaran juga loh! Bahkan kata Vlad Callus, co-founder Plannable, “Ketika kita bicara tentang tren mendatang di Instagram marketing, aku rasa IGTV dan Instagram Stories akan memuncaki daftar. IGTV akan menjadi YouTube versi baru dalam tiga sampai lima tahun mendatang, dan kalau anda bergabung sekarang, anda akan menangkap gelombang besar yang menguntungkan”.

Beberapa tips lain yang perlu dipertimbangkan adalah jangan lupa untuk tetap menjangkau sisi emosional audiens, karena orang-orang dalam target pasar kita seringkali punya kebutuhan dan keinginan yang sifatnya gak bisa diprediksi dengan statistik atau angka.

Selain itu, dalam video marketing, durasi juga memiliki peranan penting. Menurut Wyzowl, 50% konsumen percaya bahwa durasi yang tepat untuk sebuah video penjelasan adalah satu menit. Audiens suka sih nonton video, tapi pastikan durasinya jangan terlalu panjang biar gak membosankan!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?