Memahami Apa Itu Mise en Scene Dalam Film

Mise en scène (dibaca miz-an-sen) adalah istilah dalam bahasa Prancis yang digunakan dalam dunia pembuatan film. Mise en scène merujuk pada harmoni dari berbagai elemen yang bersatu dalam sebuah adegan film.

Mulai dari pencahayaan, sudut pengambilan gambar, sampai kostum dan desain set, semuanya memainkan peran penting dalam menyampaikan pesan kepada penonton. Nah, mengingat pentingnya mise en scène, seorang sutradara harus memahaminya agar pesan dan cerita sampai ke penonton.

Di artikel ini, kami akan mengeksplorasi pentingnya mise en scène dalam pembuatan film dan bagaimana mise en scène dapat digunakan untuk meningkatkan penceritaan visual sebuah film.

Pentingnya Mise en Scène

Mise en scène tidak hanya penting untuk menyampaikan pesan yang diinginkan pembuat film, tetapi juga mengatur nuansa untuk keseluruhan film. Melalui penggunaan berbagai elemen seperti pencahayaan, sudut pengambilan gambar, dan desain set, pembuat film dapat menciptakan suasana atau suasana tertentu yang dapat memengaruhi respons emosional penonton terhadap film tersebut.

Sebagai contoh, adegan drama yang suram, dengan cahaya yang temaram, musik yang kelam, dan warna-warna dingin yang mengisolasi, akan menyampaikan nuansa murung dan gelap kepada penonton. Penonton dapat dengan mudah merasakan nuansa yang ingin disampaikan oleh pembuat film.

Sebaliknya, adegan romantis yang hangat, dengan cahaya yang keemasan, musik yang syahdu, dan warna-warna yang memanjakan mata, bisa menyampaikan nuansa romantis yang ingin disampaikan oleh pembuat film.

Selain itu, penggunaan mise en scène juga dapat membantu untuk menekankan tema atau ide tertentu yang ingin disampaikan oleh pembuat film, seperti penggunaan pencahayaan gelap dan bayangan untuk menunjukkan gejolak batin karakter di depan layar.

Nah, itulah alasan mengapa sutradara harus lihai memainkan harmoni dari elemen-elemen di depan layar. Apa saja sih elemen-elemen yang harus dikuasai oleh sutradara dalam menata mise en scène? Yuk kita bahas!

Elemen-Elemen Mise en Scène

1. Set Design

Set design merupakan bagian penting dalam film. Salah satu fungsi set design adalah memberi informasi tentang lokasi dan waktu dalam film. Set design berperan aktif dalam mise en scene dan menyumbang kepentingan yang sama.

Meskipun sett design terlihat seperti pendukung cerita semata, namun fungsinya dapat dieksplorasi dan menunjukan petunjuk yang memajukan alur cerita.

Contohnya adalah cermin dalam film Black Swan yang merefleksikan ketakutan Nina. Atau berbagai senjata dalam film Hunger Games yang mewakili daerah asal masing-masing tokoh.

2. Akting & Bloking

Akting bukan suatu kegiatan yang spontan. Semua gerakan dan ekspresi adalah hasil rancangan dan latihan yang matang. Ketika seorang aktor sudah memahami dan menjadi karakternya, maka ia bisa bermain dengan jujur dan men-delivery semua kebutuhan ceritanya.

Sebagai contoh, sebuah mikroekspresi kerutan wajah yang mungkin hanya berdurasi sepersekian detik saja, bisa memberikan makna tertentu kepada penonton. Dengan kata lain, akting menjadi elemen penting yang harus benar-benar diperhatikan oleh sutradara.

Satu hal lain yang berkaitan dengan akting adalah bloking. Bloking adalah istilah dalam akting yang merujuk pada penempatan aktor di dalam adegan. Penempatan aktor dalam film juga harus disesuaikan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan sutradara.

Meskipun gerakan aktor di film seringkali tampak mengalir begitu saja, sebenarnya gerakan aktor diatur agar harmonis dengan elemen lain. Ya, seperti koreografi dalam seni tari.

Aktor adalah salah satu elemen mise en scene yang penting untuk diperhatikan.

3. Sudut Kamera

Sudut pengambilan gambar dapat digunakan untuk menciptakan kesan perspektif dan kedalaman, serta untuk menekankan elemen pemandangan tertentu. Low angle shot, misalnya, dapat membuat karakter tampak lebih kuat dan dominan, sedangkan high angle shot dapat membuatnya tampak lebih rentan dan lemah.

Kami punya artikel yang membahas tentang jenis-jenis angle kamera, silakan klik di sini untuk membacanya. 

Kostum adalah salah satu elemen mise en scene yang tak kalah penting untuk diperhatikan.

4. Desain Kostum

Kostum dan unsurnya seperti styling, pilihan bahan, dan warna mampu menunjukkan suatu era waktu di lokasi tertentu. Untuk tujuan ini, jelas dibutuhkan riset yang detail.

Fungsi lain kostum adalah mempertegas naratif, misalnya posisi sosial seorang karakter. Sebagai contoh, tekstur kain katun dan kain sutra tentu punya dua makna yang berbeda.

Selain itu, kostum juga bisa menandakan perubahan karakter di dalam cerita. Contohnya, kalau kamu perhatikan film La La Land, pakaian kedua karakter utama sangatlah casual di awal-awal film. Namun, ketika mereka berproses sepanjang cerita, pakaian mereka berubah secara bertahap menjadi lebih dewasa.

apa itu mise en scene dan kenapa penting untuk diperhatikan

5. Pencahayaan

Seperti warna, kamu mungkin tidak menyadari pentingnya lighting dalam sebuah gambar/film. Lighting hadir tidak sekedar untuk menerangi set dan aktor. Lighting dapat menentukan mood (suasana) suatu adegan.

Bayangkan jika adegan pengusiran setan di film The Conjuring menggunakan lighting terang benderang yang datar, tentu mood menakutkan tidak bisa dirasakan penonton.

Bagi para sutradara, pencahayaan itu lebih dari sekedar penerangan untuk dapat melihat set dan aktor. Pencahayaan digunakan untuk memberi arti lebih tentang seorang karakter atau situasi lewat aksennya. Pencahayaan yang baik dapat dicapai dengan manipulasi dan arah tembak cahaya.

Dengan menggunakan pencahayaan dengan kontras tinggi, sutradara bisa menunjukkan dua ruang yang berbeda di adegan tersebut. Di macam pencahayaan seperti ini, mood adegan bisa dibuat lebih intens dan dramatis. Meskipun sekilas terlihat gampang, tapi ketika kamu bersentuhan dengan ilmu pencahayaan, kamu akan berhadapan dengan kemungkinan tak terbatas.

Kesimpulan

Kesimpulannya, mise en scène adalah ibarat harmoni dalam musik. Satu penyanyi dan penyanyi lain tidak menyanyikan nada yang sama, tapi begitu didengarkan bersamaan, kita bisa merasakan sebuah harmoni yang memuaskan.

Begitu pula elemen dalam mise en scène. Satu elemen dan elemen lain tentu tidak sama. Namun, begitu kita saksikan di depan layar, kita bisa merasakan harmoni yang tidak hanya indah, tapi juga menyampaikan sebuah pesan.

No Comments
  • rangga wijaya
    Posted at 14:27h, 29 July

    Boleh tau referensi bukunya kak. Terima kasih

  • Radityo
    Posted at 03:25h, 25 October

    @Rangga Wijaya Bordwell, David, and Kristin Thompson. 2004. Film Art: An Introduction. 7. McGraw-Hill.

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?