Susunan Lengkap Kru Film Yang Dapat Kamu Terapkan

Seperti apa susunan lengkap kru film dalam sebuah produksi? Di artikel ini, kami akan membahas susunannya secara lengkap. Namun, jika kamu penasaran dengan susunan kru yang lebih sederhana (terutama untuk film pendek), kamu bisa membaca artikel berikut ini. 

Nah lanjut, kenapa sih kita harus memahami susunan lengkap kru film? Jawabannya sederhana, dengan memahami susunan lengkap kru film, maka kamu bisa memahami cara kerja yang terstruktur.

Walaupun mungkin kamu tidak bisa mengisi semua peran di dalam project-mu, tapi tentu tak ada salahnya untuk memahaminya. Struktur ini diterapkan karena efektif dan efisien. Masing-masing peran fokus pada tugasnya masing-masing, sehingga tidak ada tenaga yang sia-sia.

Etika Berkolaborasi Dalam Produksi Film

Secara garis besar, produksi suatu film dibagi ke dalam beberapa departemen. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh kepala masing-masing. Masing-masing departemen memiliki fungsi dan perannya dan bekerjasama untuk mewujudkan visi sutradara.

Departemen-departemen tersebut antara lain departemen produksi (dipimpin produser), departemen penyutradaraan (dipimpin sutradara), departemen artistik (dipimpin penata artistik / production designer), departemen kamera (dipimpin penata kamera), departemen suara (dipimpin penata suara), departemen kostum (dipimpin penata kostum utama), departemen makeup (dipimpin penata rias utama), departemen post-production (dipimpin post-pro supervisor).

Berikut pembahasan susunan lengkap kru film:

Tips Jitu Pitching FilmDepartemen Produksi

Mari kita mulai daftar susunan lengkap kru film dari departemen produksi dulu. Departemen ini sangatlah krusial karena menentukan sebuah produksi bisa berjalan dengan lancar atau tidak.

Produser: Produser film adalah seseorang yang bertanggung jawab pada satu produksi film secara keseluruhan. Memimpin manajemen produksi, dari awal hingga akhir, agar sebuah film dapat terselesaikan dengan baik.

Produser menginisiasi sebuah project, mencarikan dana / financing, mencari dan memilih tenaga kerja yang akan terlibat, hingga melakukan supervisi terhadap proses pembuatan film secara keseluruhan.

Klik artikel berikut ini jika kamu tertarik membaca lebih dalam soal pekerjaan produser film.

Produser Eksekutif / Executive Producer: Produser Eksekutif tidak terlibat dalam produksi harian secara langsung. Seseorang yang mendapat gelar ‘Produser Eksekutif’ bisa berarti beberapa hal.

Pertama, ia menginvestasikan uang ke dalam sebuah project film. Kedua, ia diajak oleh tim produksi karena nama besar atau keahliannya. Atau ketiga, ia adalah petinggi studio atau rumah produksi, namun tidak terlibat secara langsung dalam produksi harian.

Ko-produser / Co-producer: Co-producer adalah seorang produser yang diajak bekerjasama oleh produser utama dalam menggarap setiap project.

Biasanya seseorang diberi jabatan co-producer apabila ia terlibat dalam sebuah produksi, tetapi porsinya tidak sebesar produser utama dalam project tersebut.

Contohnya, seorang produser dari Indonesia mengajak produser dari Filipina untuk terlibat, supaya bisa mengakses financing dari hibah yang diselenggarakan di Filipina. Nah, produser dari Filipina tersebut akan diberi gelar ‘co-producer’.

Contoh lainnya adalah ketika ada dua (atau lebih) production house berkolaborasi dalam sebuah project. Produser dari production house yang diajak oleh produser utama akan mendapat gelar ‘co-producer’.

Associate produser: Associate Producer biasanya diberikan kepada produser yang masih lebih junior dibandingkan produser utamanya. Porsi kerjanya pun jauh lebih kecil dibandingkan produser utama.

Biasanya Associate Producer bekerja secara in-house di satu rumah produksi dan ketika sebuah produksi berjalan, maka ia diberi gelar Associate Producer.

Produser Pelaksana / Line Producer: Line producer adalah eksekutor sebuah project ketika produksi sudah berjalan.

Ketika produser merancang satu produksi secara kesuluruhan (plafon budget, timeline, tenaga kerja, dsb), produser pelaksana yang menjalankan rancangan tersebut setiap harinya. Itu sebabnya ia disebut produser pelaksana.

Manajer Unit Produksi / Unit Production Manager : Bekerja dibawah supervisi produser pelaksana, manajer produksi bertugas memastikan segala sesuatu yang bersinggungan dengan produksi (hal-hal fisik bukan kreatif) berjalan dengan baik.

Ia memastikan semua kru dalam kondisi baik, tidak ada peralatan yang rusak, tidak ada alat yang keluar dari rancangan budget, memesan dan memastikan logistik datang tepat waktu, dan lain sebagainya.

Akuntan Produksi: Memantau dan mengelola perputaran kas dalam satu produksi. Melakukan tugas-tugas bendahara, antara lain mencatat pemasukan dan pengeluaran selama produksi, bekerjasama dengan produser pelaksana agar budget dapat terjaga dengan baik, dsb.

Manajer Lokasi: Manajer lokasi (biasa bekerja sebagai tim dengan location scout), bertugas mencari lokasi yang sesuai dengan visi sutradara. Ia juga bertugas untuk mengurus segala perizinan, mulai dari biaya sewa, izin keramaian polisi, uang keamanan preman, dsb, agar syuting dapat berjalan dengan aman dan tenteram.

Production Assistant: Production Assistant bertugas untuk membantu tim produksi secara generik. Ia bekerja di bawah supervisi Line Producer dan juga Unit Production Manager. Apabila ada kebutuhan mendesak secara tiba-tiba, maka production assistant lah yang bergerak cepat dan mobile.

Pembantu Umum (PU): Pembantu umum dalam sebuah produksi film bertugas untuk mempersiapkan makanan, minuman, dan kebutuhan lain demi menunjang kenyamanan kru dalam beraktivitas. Di industri luar negeri, pekerjaan Pembantu Umum sering disebut juga craft service atau crafties.

Kalau kamu tertarik mengetahui lebih jauh tentang pembantu umum, kamu bisa membaca artikel berikut ini. 

Tugas sutradara dalam produksi film adalah memimpin semua kru untuk menerjemahkan visinya.Departemen Penyutradaraan

Sutradara: Sutradara adalah penanggungjawab kreatif utama dalam produksi film. Berkontribusi di segala aspek, mulai dari penentuan plot & alur cerita, memilih pemeran, memilih kru-kru utama, menentukan bloking pemeran, pengembangan karakter, memilih lokasi yang dibutuhkan cerita, referensi musik, pergerakan kamera, pilihan shot, dan hal-hal kreatif lainnya.

Dengan bantuan kru dari berbagai departemen, sutradara memastikan visinya dapat terlaksana sebaik mungkin. Klik di sini untuk membaca lebih dalam tentang tugas sutradara.

Asisten Sutradara 1: Membantu sutradara dalam urusan jadwal, manajemen pemeran dan kru (jadwal panggilan kru & pemeran ke lokasi), jadwal makan dan istirahat, jadwal set alat (kamera, lampu, artistik), dsb.

Ia harus memastikan jadwal dapat berjalan tepat waktu dan tidak ada adegan yang tidak terambil. Apabila ada jadwal yang ngaret, ia juga mesti berpikir cepat untuk merombak jadwal agar tak ada adegan yang harus dikorbankan.

Asisten Sutradara 2: Bertugas membantu sutradara menyutradarai figuran (extras). Ia juga bertugas membantu asisten sutradara 1 dalam menyusun jadwal.Selain itu, setiap hari syuting, asisten sutradara 2 bertugas mengetik call sheet (jadwal panggilan untuk kru & pemeran di hari syuting berikutnya).

Selain itu, ketika kru lain sedang melakukan setup sebuah adegan, biasanya Asisten Sutradara 2 akan stand by di sekitar ruang talent untuk memastikan progress make-up dan kostum berjalan beriringan.

Penulis: Bersama sutradara, mengembangkan cerita dari coretan hingga menjadi naskah. Ia bertugas memastikan cerita dapat bergerak dengan baik. Ia juga mengembangkan karakter-karakter dalam film agar believable dan relatable dengan penonton.

Sebenarnya, penulis seringkali tidak dikategorikan ke dalam kru film, karena kerjanya dilakukan di masa pengembangan (sebelum tahap produksi). Namun, dalam beberapa kasus, penulis masih bekerja dalam tahap pra-produksi, ketika diminta menyesuaikan naskah dengan kondisi lapangan.

Jika kamu tertarik membaca lebih dalam seputar pekerjaan penulis film, silakan klik artikel berikut ini. 

Script Supervisor: Penanggungjawab kesinambungan gambar. Script Supervisor biasanya bekerja di sebuah monitor kecil untuk memantau semua gerak-gerik yang terjadi di depan layar. Tujuan utamanya adalah memastikan semua berjalan sesuai dengan naskah dan berkesinambungan di setiap take dan shot yang diambil.

Misalnya: jika di shot sebelumnya, pemeran A memegang pensil di tangan kiri ketika berbicara, maka di shot berikutnya script continuity harus mengingatkan agar pensil tetap di tangan kiri. Lebih tricky lagi untuk syuting jumping (urutan adegan diambil acak), maka ia harus berhati-hati dalam memperhatikan hal-hal visual yang muncul di frame.

Visual Continuity: Senjata utamanya adalah kamera pocket. Ia bertugas membantu Script Supervisor untuk menjaga kesinambungan gambar di antara satu shot dengan shot lainnya. Tujuannya adalah agar semua materi yang diambil bisa diedit dan tidak ada continuity error.

 

Departemen Casting

Casting Director: Bertugas memilih aktor untuk memerankan karakter sesuai kebutuhan cerita. Mereka akan berdiskusi dan berkonsultasi dengan sutradara. Setelah sutradara menceritakan visi dan kebutuhan ceritanya, casting director akan membantunya mencarikan pemeran yang dibutuhkan.

Kordinator Pemeran/Talent Coordinator: Di lokasi syuting, perannya cukup vital. Kordinator pemeran mengatur jadwal pemeran sesuai dengan jadwal yang sudah disiapkan oleh asisten sutradara.

Asisten sutradara akan memanggil pemeran untuk masuk atau keluar dari set dan kordinator pemeran bertuga mengkoordinasikannya dengan para aktor. Kordinator pemeran juga bertugas menyalurkan logistik ke para pemeran dari tim produksi.

 

Tips Sukses Bikin Film Indie

Departemen Kamera

Penata Kamera / Director of Photography: Biasa disebut Director of Photography (DP) atau Sinematografer. Sebutan sinematografer biasanya dipakai apabila DP dan operator kamera adalah orang yang sama.

Penata kamera bertugas sebagai ‘penerjemah’ sutradara dalam level teknis pengambilan gambar. Penata Kamera berdiskusi dengan sutradara dan memberi masukan perihal teknis pengambilan gambar, mulai dari jenis kamera, lensa, pendekatan gambar, lighting, tone warna, dsb.

Semua dikerjakan sesuai dengan kebutuhan cerita menurut visi sutradara. Singkatnya, sutradara menjelaskan pada DP tampilan visual seperti apa yang ia inginkan, dan DP yang akan memilih lensa, filter, lighting, komposisi, dsb untuk memberikan efek estetis tertentu pada penonton.

Silakan klik artikel berikut untuk membaca 6 tugas sinematografer / director of photography secara lebih mendalam.

Operator Kamera: Sesuai dengan namanya, ia bertugas mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan penata kamera (DP). Seringkali, penata kamera dan operator kamera adalah orang yang sama.

Asisten Kamera 1 / Focus Puller: Biasa disebut juga focus puller. Tugasnya adalah memastikan semua gambar yang diambil fokus. Asisten penata kamera juga bertugas merakit dan membongkar rigging kamera di awal dan akhir syuting.

Asisten Kamera 2 / Best Boy (Camera): Asisten Kamera 2 bertugas membantu Penata Kamera dan Asisten Kamera 1 mempersiapkan segala sesuatu agar proses syuting berjalan dengan lancar. Biasanya ia mencatat lensa dan kamera yang digunakan di setiap take untuk membuat camera report yang berguna di tahap pascaproduksi.

Clapper: Bertugas memberikan identitas pada gambar yang sedang diambil. Film pendek bisa terdiri dari belasan bahkan puluhan adegan, apalagi film panjang.

Agar tak bingung ketika disunting, setiap gambar yang diambil diberikan identitas sesuai nomor scene dan shot yang ditulis di naskah. Kami pernah membuat artikel khusus tentang ini. Silahkan baca artikel tersebut di link berikut ini.

Digital Imaging Technician (DIT): Hanya pembuatan film di era digital yang mengenal jabatan ini. DIT bertugas mengarsip dan membackup data yang sudah selesai diambil.

Gambar-gambar yang telah diambil akan dikelola oleh DIT untuk  tidak hanya dipindahkan ke tempat penyimpanan seperti harddisk, tetapi juga di compress untuk proses selanjutnya di paska produksi.

DIT juga bertugas menerapkan beberapa adjustment pada gambar yang sudah diambil sesuai dengan arahan penata kamera, misalnya terang gelap, tone warna, dsb.

Gaffer: Ketua urusan pencahayaan (lampu). Dengan arahan dari DP, gaffer membuat desain pencahayaan dan tata letak lampu agar visi sutradara dapat terwujud.

Best Boy (Lighting): Asisten gaffer. Ketimbang gaffer yang lebih banyak mengurus teknis pencahayaan, best boy lebih banyak berkutat pada urusan logistik, seperti manajemen alat.

Key Grip: Selain lampu, ada beberapa perlengkapan lain yang sering dipakai di lokasi film, antara lain polyfoam (stirofoam untuk reflector), diffuser, butterfly, dolly track, kaki lampu, flag, dsb. Key grip adalah kepala untuk urusan-urusan tersebut.

Best Boy (Grip): Membantu key grip.

 

Penata artistik adalah pemimpin departemen artistik dalam susunan lengkap kru film pendek.

Departemen Artistik

Susunan lengkap kru film juga gak mungkin lepas dengan departemen artistik, atau departemen yang tugas utamanya adalah memastikan tampilan latar sesuai dengan kebutuhan cerita. Yuk kita bahas!

Penata Artistik / Production Designer: Sebetulnya jabatan production designer dan art director (penata artistik) adalah jabatan yang berbeda. Production designer adalah perancang tampilan visual film secara keseluruhan, mulai dari warna set, props, pattern, warna pakaian, makeup, dsb.

Namun di Indonesia, jabatan ini belum banyak dipakai. Oleh karena itu, kita lebih sering menemukan penata kostum dan rias bekerja secara terpisah dengan tim artistik, padahal semestinya mereka bekerja di bawah satu rancangan  visual yang sama.

Berbeda dengan production designer, penata artistik lebih fokus pada urusan artistik (set dan props saja). Ialah yang merancang tampilan interior sebuah set, beserta menyiapkan properti-properti yang dibutuhkan oleh cerita.

Asisten Penata Artistik: Bertugas membantu penata artistik dalam tugas di lapangan. Kadang merangkap sebagai standby art director alias penata artisitik yang standby di set untuk segera mengatur set dan props sesuai kebutuhan framing.

Biasanya penata artistik lebih banyak duduk di depan monitor bersama sutradara, sementara asisten penata artistik lebih banyak di set untuk mendengar masukan dari penata artistik.

Set Designer: Bekerja di bawah komando penata artsitik. Bertugas merancang set sesuai (baik eksterior maupun interior) sesuai dengan arahan penata artistik.

Set Dresser: Set dresser memutuskan barang-barang apa saja yang akan diletakan di dalam set sesuai dengan arahan set designer dan penata artistik.

Prop Master: Bertugas mendata, mencari, dan mengelola props yang digunakan dalam film. Props adalah benda-benda di dalam set yang dapat dipindahkan dengan mudah, seperti pisau, buku, telepon genggam, makanan, dsb.

Runner / Buyer: Bergerak cepat di lokasi apabila ada kebutuhan mendadak. Ia juga bertugas membeli/menyewa barag-barang yang telah didata oleh prop master dan set designer.

 

Departemen Suara

Production Sound Mixer: Kepala departemen suara. Ia bertugas memonitor, mengatur leveling, melakukan mixing, hingga memilih microphone yang akan digunakan selama syuting.

Boom Operator: Membantu sound mixer memrekam suara lewat boom.

Asisten Sound: Biasanya bertugas mencatat sound report (laporan perekaman suara agar memudahkan proses sync di paska produksi).

Departemen Kostum & Rias

Susunan lengkap kru film kayaknya belum lengkap kalau kita gak bahas departemen kostum dan make-up yang tugasnya memastikan penampilan karakter sesuai dengan kebutuhan cerita. Yuk kita bahas.

Penata Kostum: Bertugas mendesain pakaian dan/atau memilih kostum sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rias: Bertugas merias pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rambut: Bertugas merias  rambut pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Editor atau penyunting gambar, salah satu departemen penting dalam pembuatan film.

Departemen Post-Production

Untuk melengkapi susunan kru film, kayaknya gak afdol kalau kita gak bahas sampai pasca produksi juga nih. Yuk kita bahas satu per satu!

Post-Production Supervisor: Membantu produser dalam mengelola proses paska produksi, mulai dari mengatur jadwal hingga mengelola sumber daya manusia.

Editor: Bertugas memilih dan memilah gambar yang sudah diambil di proses syuting. Proses editing dilakukan secara kreatif bersama sutradara. Biasanya editor dibantu oleh beberapa asisten yang bertugas sebelum pemotongan dan penyusunan gambar dimulai.

Colorist: Di era digital, colorist bertugas melakukan penyesuaian warna agar semua gambar yang diambil memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan (color correction), sebelum lalu mewarnai untuk memberikan nuansa tersendiri bagi hasil akhir filmnya (color grading).

Visual Effect Artist: Apabila film membutuhkan visual effect tambahan, maka visual effect artist bertugas membuat visual effect sesuai dengan kebutuhan cerita.

Rotoscope Artist: Biasanya banyak hal yang tidak diinginkan tidak sengaja terekam di proses syuting, sebut saja kabel malang melintang di set, atau misalnya naskah kru yang tertinggal di dalam set. Rotoscope artist bertugas menghapus objek-objek yang tidak diinginkan tersebut.

Sound Designer: Setelah selesai disunting oleh editor dan gambar telah dikunci (picture lock), maka hasil editing akan diteruskan ke departemen suara. Sound designer bertugas melakukan penyelarasan serta menambahkan berbagai elemen kreatif lain agar gambar yang telah disunting dapat lebih berbicara. Ia bekerja bersama editor dan sutradara.

Dialogue Editor: Tugasnya spesifik mengedit dialog agar semua terdengar dengan baik.

Composer: Bertugas membuat musik (score) sesuai dengan kebutuhan cerita.

Foley Artist: Bertugas merekam foley. Foley adalah manipulasi efek suara tambahan agar gambar dapat lebih berbicara, misalnya suara langkah kaki, gesekan props, dan gerakan-gerakan lain yang mungkin tidak terlalu terdengar di rekaman saat syuting.

Kira-kira inilah susunan lengkap kru film yang biasanya kami terapkan dalam produksi-produksi kami. Kira-kira kamu cocok masuk di departemen mana ya? Tulis komentarmu di kolom komentar!

8 Comments
  • M.Alan Putra Armanda
    Posted at 08:51h, 11 October

    Manajer lokasi

  • Ramadhani syafa sabila
    Posted at 10:45h, 28 January

    Terimakasih sudah membimbing kami tentang informasi yang telah berikan

    • Studio Antelope
      Posted at 11:17h, 28 January

      Sama-sama, terima kasih sudah membaca! Jangan lupa dishare ke teman-teman ya agar semakin bermanfaat 🙂

  • MIKAEL ARI NUGRAHA
    Posted at 13:58h, 20 March

    Terimakasih infonya. Cuma dengan susunan crew sebanyak itu, bisa habis budget berapa itu? Mungkin kalau ada artikel tambahan soal perkiraan budget, akan mengedukasi client juga bahwa budget terbatas akan tidak maksimal bagi produksi.

  • Soraya Defibaugh
    Posted at 05:07h, 23 February

    Very good article. I certainly appreciate this site. Keep it up!

  • Oyo Haryo
    Posted at 13:35h, 13 January

    Berarti Gaffer (lighting) berada di sub departemen Director of Photography (DOP) ? Mohon di koreksi.

    • Studio Antelope
      Posted at 14:05h, 13 January

      Hi Oyo, betul sekali. Gaffer dan tim lighting ada di bawah tim Director of Photography.

  • Pingback:11 Profesi di Bidang Film yang Sedang Naik Daun, Tertarik? - Glints Blog
    Posted at 14:01h, 08 December

    […] atas keseluruhan satu produksi film, mulai dari praproduksi hingga pascaproduksi. Dirangkum dari Studio Antelope, beberapa detail pekerjaannya […]

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?