5 Tahap Produksi Film Yang Harus Kamu Lalui

Ada tahap-tahap produksi film yang harus dilalui bersama. Film adalah karya kolektif, tidak ada film yang bisa dibuat sendiri. Film dibuat dari jerih payah sekelompok orang yang terdiri dari beberapa departemen, yang saling mendukung satu sama lain.

Film sendiri dibuat dalam beberapa tahap: pra-produksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga tahap itu merupakan inti dari pembuatan film. Namun ada dua tahap yang belum banyak diketahui oleh filmmaker: development atau pengembangan skenario dan distribusi film atau pengiriman film agar bertemu dengan penonton.

Nah tanpa berpanjang lebar lagi, bagaimana kalau kita bahas satu per satu!

Tahap Produksi Film

1. Development (Pengembangan)

Pada tahap ini yang dilakukan adalah pengembangan ide, menentukan jenis cerita, genre dan format, penulisan skenario. Ide bisa datang darimana saja misalnya; dari novel, kisah nyata, dan lain-lain. Ada istilah triangle system yaitu produser, sutradara dan penulis naskah.

Mau menjadi penulis skenario film? Ini investasi yang perlu kalian pertimbangkan!

Setelah mendapatkan ide mereka akan bekerjasama untuk membuat premis, sinopsis, treatment kemudian skenario. Selanjutnya produser dan sutradara menyiapkan treatment untuk menyampaikannya kepada investor. Jika berhasil, film ini akan menerima dana untuk proses produksi.

Jika kamu tertarik membaca lebih dalam tentang penulisan skenario, silakan baca artikel berikut ini.

2. Praproduksi

Dalam tahap produksi film, setiap langkah yang diambil harus penuh perhitungan. Nah tahap pra produksi sangat menentukan tahap selanjutnya. Kenapa? Sebab semua perencanaan dilakukan di sini.

Perencanaan yang baik akan menghasilkan eksekusi yang baik dan tanpa masalah. Sebaliknya perencanaan yang buruk menghasilkan eksekusi yang kacau.

Proses praproduksi film Akhirat: A Love Story, pandemi membuat tim kreatif harus mencari solusi agar jumlah pemain dan kru bisa dikurangi.

Perencaan pada tahap ini antara lain; perencanaan biaya, penjadwalan, analisis naskah yang dibagai menjadi (analisis karakter, analisis wardrobe, analisis setting dan property), master breakdown, hunting yang dibagi menjadi (hunting lokasi dan penetapan lokasi, hunting properti dan wardrobe, casting, perekrutan kru dan penyewaan peralatan), dan yang paling terakhir adalah desain produksi.

Jika kamu tertarik membaca lebih dalam tentang apa saja yang harus dilakukan saat praproduksi, kamu bisa membaca artikel berikut ini.

3. Produksi

Tahap ini adalah tahap dimana semua materi yang direncanakan pada dua tahap sebelumnya dieksekusi. Betul, kita mengenalnya dengan istilah syuting atau dalam bahasa inggris: principal photography.

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, perencanaan yang baik menghasilkan eksekusi yang matang. Namun tentu saja bukan berarti perubahan tidak boleh dilakukan di lapangan.

Dalam banyak kasus, filmmaker harus beradaptasi dengan situasi di lapangan. Contoh yang paling sering terjadi adalah kondisi cuaca. Misalnya dalam sebuah adegan direncanakan diambil dalam situasi cerah.

Namun karena cuaca tidak mendukung, sutradara dan tim inti produksi memutuskan untuk mengubah adegan menjadi hujan mengikuti kondisi cuaca. Hal ini bukan tidak mungkin terjadi dalam sebuah produksi film.

Fahrul Tri Hikmawan, atau lebih akrab disapa Ayunk, kembali bekerja sebagai sinematografer di film produksi Studio Antelope, setelah sebelumnya bekerja sama di film panjang Akhirat: A Love Story.Ernest Samudra yang berperan sebagai ayah di film pendek Always Be With You sedang beraksi di lokasi syuting film pendek tersebut.

Distribusi film adalah salah satu tahap produksi film lho!

4. Pasca Produksi

Pada tahap ini hasil rekaman akan dilakukan editing, penataan suara, penambahan efek, scoring music, dan colour grading. Untuk di tahap ini, bukan cuma seorang editor saja yang berperan untuk menentukan potongan-potongan gambar, tetapi sutradara dan produser juga perlu menjaga keutuhan cerita.

Pasca produksi biasanya dibagi ke dalam dua tahap: offline dan online.

Offline
Offline editing adalah proses ‘menjahit’ film. Setelah kita mendapat ‘bahan dasar’ materi film kita melalui proses syuting, editor akan menyusun bahan tersebut menjadi satu kesatuan cerita yang utuh.

Bukan tidak mungkin pula terjadi perubahan di meja editing. Misalkan editor, sutradara, atau produser merasa adegan tidak berjalan dengan baik, maka sangat mungkin mereka untuk menukar, menata ulang, atau bahkan menghapus adegan tersebut demi kebutuhan cerita.

Online
Setelah film dinyatakan picture locked, maka materi akan diteruskan untuk ‘dipoles’. Tim pemoles ini terdiri dari beberapa divisi: warna, suara, musik, dan CGI.

Tim warna akan melakukan color correction dan color grading untuk mencapai satu nuansa tertentu yang diinginkan sutradara. Tim suara akan melakukan editing suara, menambah efek suara, atau mengganti dialog sesuai kebutuhan cerita. Tim musik akan membuat musik sesuai kebutuhan cerita. Dan tim CGI akan membuat grafis, animasi, dsb sesuai kebutuhan.

5. Distribusi

Ini adalah tahap produksi film paling akhir, dimana film akan disalurkan untuk penonton. Ada beberapa penyaluran film antara lain: bioskop, pemutaran alternatif, festival dan media seperti DVD. Pemilihan distribusi ini perlu dipertimbangkan dengan baik, bahkan kalau bisa sebelum filmnya diproduksi. Agar filmnya bisa tepat sasaran (penonton).

Berikut ini adalah 5 formula cerita untuk membuat penonton menangis.

Sebenarnya selain lima tahap di atas, masih ada beberapa tahap lain yang lebih detail, seperti financing (pendanaan film) dan marketing and promotion (pemasaran dan promosi film). Namun untuk kedua itu baiknya kita bahas di artikel lain yah!

Demikian tahap yang perlu diketahui dalam produksi film, semoga artikel ini membantumu memahami tentang proses pembuatan film ya!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?