Cinematography

9 Tahapan Offline Editing Yang Harus Kalian Lalui

Share

Apa saja sih tahapan offline editing? Sebelum sampai ke sana, bagaimana kalau kita bahas dulu tentang apa itu offline editing. Offline editing merupakan proses dimana offline editor menyambungkan footage/video dan merangkainya sebelum akhirnya menjadi sebuah film.

Lalu, apa bedanya offline editing dan online editing? Buat kamu yang belum paham, kamu bisa baca artikel berikut ini supaya kamu lebih mudah membedakannya.

Proses offline editing sendiri merupakan tahapan yang sangat krusial, mengapa? Karena, pada tahapan ini seorang offline editor menciptakan “cerita” dari footage yang sudah ada. Dalam tahapan ini juga  dibagi lagi menjadi beberapa tahapan yaitu:

  • Acquisition
  • Sync
  • Transcode
  • Organization
  • Review and Selection
  • Assembly Cut
  • Rough Cut
  • Fine Cut
  • Picture Lock

 

Acquisition

Ketika memasuki tahap offline editing, hal yang pertama dilakukan adalah Acquisition. Pada tahapan ini offline editor/assistant offline editor akan mengumpulkan semua materi,  file, atau footage dan audio hasil shooting dari kamera dan alat perekam suara, lalu memindahkannya ke dalam komputer. Kalau bahasa yang lebih simplenya itu “mindahin data/backup file”. 

 

Sync

Sync pada jika diterjemahkan artinya sinkron, menyatukan dengan cocok agar sesuai/selaras. Nah, setelah Acquisition dan semua file sudah disusun rapi, maka akan memasuki tahapan sync.

Pada tahapan ini, semua file video raw dan file audio raw akan disatukan dan disinkronisasi. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses offline editing agar tidak kebingungan mencari audio yang cocok ketika shot-shot sudah rangkai.

Saat ini sudah banyak software yang bisa digunakan untuk melakukan tahapan ini seperti Adobe Premiere Pro, Davinci Resolve, dan banyak software editing lainnya. Kamu bisa membaca artikel berikut ini untuk mengetahui software editing gratis yang bisa kalian gunakan

 

Transcode

Nah, setelah semua file sudah melalui tahapan sync dan sudah tersusun rapi. Kemudian, file tersebut akan melalui tahapan berikutnya yang disebut transcode. Jadi, transcode adalah proses mengkonversi raw footage yang sudah dijahit bersama raw audio, ke dalam bentuk file yang lebih kecil atau proxy menggunakan intermediate codec.

Hal ini dilakukan, agar file yang dimiliki lebih praktis dan tidak berat untuk diedit, sehingga memudahkan offline editor dan tidak memerlukan komputer dengan spesifikasi yang sangat tinggi untuk melakukan offline editing. Software yang digunakan dalam tahapan ini biasanya Adobe Media Encoder, Handbrake, atau VLC.

 

Organization

Footages yang sudah melalui tahapan transcode tadi kemudian memasuki tahapan organization, yaitu proses memilah, mengatur, dan mengelompokkan semua material atau footages yang sudah dikompres pada tahapan sebelumnya.

Tahapan ini bertujuan agar mempermudah offline editor untuk mencari shot tertentu. Footages biasanya dibagi dari pecahan terkecil seperti shot, scene, dan sequence.

Related Post

 

Review and Selection

Setelah disusun rapi pada tahapan sebelumnya. Kemudian akan memasuki tahapan yang disebut Review and Selection. Yaitu Proses menyeleksi atau mengkurasi footage-footage berkualitas baik, dari semua footage yang dimiliki.

Pada tahapan ini semua footages di-review/dilihat satu persatu kemudian dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu. Tahapan ini bertujuan supaya ketika memasuki tahapan selanjutnya, offline editor bisa dengan mudah mencari shot yang diinginkan ketika proses editing.

Jadi semua footage yang sudah bagus ini bisa langsung dirangkai dan juga offline editor bisa dengan mudah mencari shot yang mungkin sebagian bisa digunakan untuk keperluan struktur cerita.

Assembly cut

Assembly kalau dalam bahasa Indonesia artinya penggabungan, menyatukan beberapa bagian menjadi satu kesatuan. Setelah semua file sudah diseleksi dan disusun rapi, kumpulan footage tersebut mulai disusun ke dalam timeline editing.

Pada tahapan ini, shot dan juga scene yang akan disusun, dibuat sesuai dengan alur yang ada pada naskah. Tujuannya agar shot-shot ini memiliki alur cerita, sutradara dan editor bisa melihat bagian mana yang perlu penyesuaian.

Proses editing ini menggunakan software editing pada umumnya seperti Adobe Premiere, Final Cut Pro, Davinci Resolve, dan Sony Vegas.

Rough cut

Rough cut ini merupakan rangkaian “kasar” dari shot yang sudah disesuaikan oleh offline editor. Pada tahapan ini blueprint dalam film sudah mulai terlihat. Struktur film bisa berubah dan tidak sesuai dengan naskah dan hasil assembly cut.

Selain itu, pada tahapan ini, semua scene dan shot yang dirasa tidak perlu bisa dibuang. Tahapan ini bertujuan untuk menciptakan rangkaian shot yang efektif dalam menyampaikan cerita.

Misalnya, jika ada sebuah shot/scene yang terlalu bertele-tele, maka shot /scene tersebut durasinya bisa dikurangi atau dibuang dan pada tahapan ini alur cerita filmnya bisa diubah sesuai dengan kebutuhan struktur cerita. Tahapan rough cut ini bisa mengalami revisi berulang-ulang dan prosesnya cukup memakan waktu yang lama.

 

Fine cut

Fine cut artinya urutan shot dan scene sudah bagus dan sudah tidak ada lagi revisi mayor. Setelah memasuki tahapan ini struktur cerita, tempo, dan flow film, urutan shot dan juga scene tidak lagi bisa dipindahkan/diubah.

Pada tahapan ini, hanya bisa melakukan revisi minor yang tidak berpengaruh besar kepada struktur cerita. Contoh revisi yang dilakukan pada tahap ini, seperti durasi shot dan durasi penggunaan transisi. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk memastikan apakah proses offline editing ini sudah tidak membutuhkan penyesuaian lagi.

Picture lock

Setelah struktur cerita sudah terbentuk, dan tidak ada lagi yang perlu penyesuaian, struktur ini akan dikunci atau sudah tidak bisa mengalami revisi lagi. Picture lock ini juga menandakan bahwa rangkaian offline editing sudah selesai. Ketika semua aspek dalam film tersebut sudah pada tempatnya, maka film akan melalui tahap selanjutnya yaitu online editing.

This post was published on July 26, 2022 5:49 pm

View Comments

Published by

Recent Posts

Menguasai Teknik Editing Film: Fast Cut vs Slow Pace

  Dalam dunia sinematografi, teknik editing film adalah salah satu faktor kunci yang menentukan tempo…

April 24, 2024

Memahami 8 Sequences dalam Penulisan Skenario: Struktur Standar Film Hollywood

Dalam dunia penulisan skenario, mengatur cerita ke dalam sequence yang terstruktur dengan baik adalah kunci…

April 23, 2024

Mengoptimalkan Pesan dalam Iklan 30 Detik: Strategi Efektif untuk Brand

Dalam dunia periklanan yang serba cepat, iklan 30 detik menawarkan tantangan unik untuk menyampaikan pesan…

April 22, 2024

Sorotan Khusus pada Sinema Indonesia di Far East Film Festival 2024

Far East Film Festival 2024 yang berlangsung antara 24 April - 2 Mei 2024 di…

April 20, 2024

Dialog vs Keheningan dalam Penulisan: Mana Yang Kamu Pilih?

Dialog vs keheningan, mana yang kamu pilih saat menulis skenario? Dalam dunia penulisan skenario, memilih…

April 19, 2024

8 Manfaat Menggunakan Video dalam Strategi Periklanan Anda

Dalam era digital saat ini, video telah menjadi salah satu alat pemasaran yang paling efektif…

April 18, 2024