Film Romance menjadi favorit banyak penonton karena memberikan efek ‘ketenangan’ dan menginspirasi penontonnya untuk memiliki rasa cinta yang utuh, atau berani menyatakan cinta. Disadari atau tidak, film Romance memiliki caranya masing-masing untuk menunjukkan ‘cinta’ sebagai sebuah energi hidup. Namun, ada cara-cara yang terbilang klise dan terkesan ‘itu-itu saja’. Nah, ini opini penulis tentang 7 adegan klise dalam film Romance. Apa saja itu?
Buat kamu yang ingin membuat naskah film romance tanpa banyak adegan klise bisa ikuti beberapa tips dari Titien Wattimena penulis naskah trilogi Dilan, Aruna & Lidahnya, dan yang terbaru Toko Barang Mantan.
Hujan itu romantis! Iya kan? Karena hujan, orang-orang yang tadinya mau melanjutkan perjalanan langsung berhenti demi menunggu hujan reda. Jika yang menunggu itu sepasang kekasih, aktivitas mereka pun dimulai dengan situasi canggung alias awkward. Setelah situasi awkward berhasil diatasi, mereka akan melanjutkan obrolan tentang cinta dan diakhiri dengan adegan-adegan romantis yang bikin penonton merasa terharu. Ternyata, banyak film Romance yang menggunakan hujan sebagai situasi penyedap dan penumbuh rasa cinta. Melalui situasi hujan, tokoh cowok akan menawarkan jaket atau payungnya untuk memberikan keteduhan bagi tokoh cewek. Hmmm… romantis atau mencari sakit demam? Apa nggak lebih baik mencari tempat berteduh bareng ke kafe atau ruang berteduh di taman?
Perkenalan yang tak terduga menjadi memori manis dan bumbu cinta yang terkenang selamanya. Salah satu cara yang tak terduga dalam menemukan cinta pertama adalah ‘bertabrakan’ secara tidak sengaja dan ‘saling tatap’. Momen itu akan menjadi manis dikenang. Betul? Nah, zaman semakin berkembang, seharusnya momen tabrakan ini bisa lebih kreatif, lho! Mungkin tabrakan di media sosial atau tabrakan sambil nge-trip bareng?
Bukan cinta kalau tidak ada marah-marahan, betul? Marah dan perasaan kesal menjadi sebagian dari perhatian saat menjalin hubungan. Hanya kata sakti ‘maaf’ yang akan mendamaikan dua orang dalam pasangan tersebut. Nah, memohon maaf bisa sangat lebay dan berkesan tidak natural. Penulis ingat betul sebuah adegan minta maaf seorang cowok dengan membuat sesuatu tidak lazim atau kelakuan konyol di bawah rumah cewek. Hal itu dilakukan supaya mendapat perhatian. Setelah meminta maaf, serangan kata-kata mutiara dan gombal-gombal menghanyutkan pun dilancarkan. Lalu, apakah hal-hal ini menjadikan perasaan cinta semakin nyata? Di masa yang sarat dengan informasi ini, perasaan cinta seharusnya dipotret dengan jujur dan mengena, seperti halnya film “The Marriage Life”.
Siapa yang tidak suka kejutan? Survey membuktikan bahwa kejutan dapat meningkatkan kebahagiaan dan situasi positif dalam ranah kognitif manusia. Beberapa film romance menunjukkan kejutan yang dilakukan cowok maupun cewek. Akan tetapi, kejutan tersebut terkadang terasa klise jika menggunakan dekorasi berlebih atau menonjolkan harga barang yang terlalu mahal untuk diberikan kepada si cewek.
Terkadang, film romance memotret situasi cewek yang sedikit rapuh. Kerapuhan itu ditunjukkan dengan cewek yang berbeda status sosial dengan cowok, atau cewek yang memiliki penyakit tertentu. Menangis adalah adegan manusiawi. Akan tetapi, bumbu cerita dengan adegan ‘menghapus air mata’ mulai terasa sedikit kurang realistis. Seiring berkembangnya zaman, sudah sewajarnya cewek tidak serapuh dahulu. Setuju, nggak? Hehehe.
Kata orang, berkirim surat itu terasa begitu romantis. Kita dapat melihat tulisan tangan pasangan yang asli dan hal itu membuat hati bergetar. Percaya atau tidak, tulisan tangan menunjukkan karakteristik sifat penulisnya. Namun, adegan surat-suratan seperti ini mulai terasa klise. Apakah kita masih bisa melakukannya di era yang serba digital dan cepat ini?
Untuk memberikan kesan romantis, rayuan gombal dan puisi menjadi salah satu cara menarik demi menguatkan unsur romantis dalam cerita. Di masa kini, rayuan gombal dan puisi juga masih sering dimunculkan. Nah, apakah puisi tersebut terkesan dibuat-buat? Di masa kini, menjadi romantis tidak harus puitis, lho!
Itulah tadi ketujuh adegan klise film romance yang sering muncul dalam cerita. Apakah kalau dianggap ‘klise’, adegan-adegan tersebut menjadi kurang menarik dan tak tepat sasaran? Jawabannya adalah: tergantung si pembuat film dan target pemasarannya. Memunculkan unsur romance bisa menggunakan banyak device dan yang paling realistis di masa sekarang adalah aksi nyata untuk menghadapi perkembangan zaman dan pola perwatakan. Meskipun artikel ini adalah opini pribadi penulis, semoga artikel ini dapat membuka cakrawala kreativitas dalam menulis naskah, ya 🙂
This post was published on February 20, 2020 11:25 am
Dalam dunia sinematografi, teknik editing film adalah salah satu faktor kunci yang menentukan tempo…
Dalam dunia penulisan skenario, mengatur cerita ke dalam sequence yang terstruktur dengan baik adalah kunci…
Dalam dunia periklanan yang serba cepat, iklan 30 detik menawarkan tantangan unik untuk menyampaikan pesan…
Far East Film Festival 2024 yang berlangsung antara 24 April - 2 Mei 2024 di…
Dialog vs keheningan, mana yang kamu pilih saat menulis skenario? Dalam dunia penulisan skenario, memilih…
Dalam era digital saat ini, video telah menjadi salah satu alat pemasaran yang paling efektif…