Cinematography

Tips Film: Kata-Kata Yang Harus Diucapkan Sebelum ‘Action’!

Share

Teriakan “action!” cukup ikonik dan sangat melekat dengan proses pembuatan film. Namun sudah tahukah kalian apa saja sih kata-kata yang harus diucapkan sebelum ‘action’? Terus udah tahu juga belum sih asal usul komando tersebut? Yuk gimana kalau kita bahas!

Urutan Perintah Sebelum Action

Nah sebelum kita bahas asal-usulnya, kita bahas dulu yuk kata-kata yang harus diucapkan sebelum ‘action’. Biasanya, sebelum asisten sutradara berteriak “action”, ada beberapa urutan perintah. Kira-kira, urutannya seperti ini:

Astrada: Slate in! Sound?
Sound Recordist: Speed!
Clapper: Slate XX Scene XX Shot XX Take XX
Camera Operator: Mark it!
Clapper: *clap* (mengetuk clapper)
Astrada/Sutradara: Action!

Mungkin kamu bertanya: sebenarnya apa sih gunanya clapperboard dan kenapa harus diketuk sebelum teriakan action? Jawabannya adalah untuk keperluan sinkronisasi.

Clapperboard digunakan untuk menggabungkan gambar dan suara di tahap editing. Editor bisa melihat kapan clapperboard ditepuk dan disesuaikan dengan kapan suara tepukan itu muncul di suara.

Nah buat kamu yang ingin tahu lebih banyak soal urutan komando dan apa saja yang harus ditulis di clapperboard, kamu bisa baca artikel berikut ini.

Berawal Dari Kekesalan D.W. Griffith

Namun, tahukah kalian bahwa dibalik satu teriakan sederhana tersebut, ada sebuah sejarah yang melekat di dalamnya?

Semuanya berawal dari sutradara D.W. Griffith, salah satu sutradara legendaris dunia, yang merasa kesal karena komunikasi menyebabkan proses syuting menjadi lama. Pada saat itu, ia kekurangan waktu sehingga untuk mempersingkat komunikasi di set, ia membuat komando “lights!”, “camera!”, dan “action!” supaya semua gerak sesuai komando.

Nah, sejak saat itulah proses syuting menjadi cepat dan metode ini akhirnya jadi aturan standar dalam proses pengambilan gambar seperti yang kita gunakan saat ini.

Related Post

Kenapa Harus ‘Action’?

Mungkin sampai disini ada yang bertanya-tanya kenapa harus “action”? Apakah hanya karena faktor sejarah saja teriakan “action” ini terus digunakan?

Tentu saja tidak. Ada alasan lain yang bisa dijadikan pertimbangan. Sidney Lumet, melalui bukunya Making Movies mengatakan bahwa ketika ia mengucapkan kata “action”, ia telah mengucapkan seluruh hal yang ia perlu ucapkan terkait dengan beragam jenis aksi yang ada — aksi internal, aksi eksternal, aksi untuk menunjukkan, dan aksi untuk berbuat. Menurutnya, “action” adalah aktif. “Action” adalah sebuah kata kerja.

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa arti kata “action” memiliki makna yang lebih dibandingkan kata-kata ganti lainnya karena satu kata tersebut dapat mencakup beragam jenis aksi yang ada sehingga akan lebih mudah dan instan bagi para kru dan aktor untuk menerima konfirmasi dari sutradara.

Alternatif Lain Selain ‘Action’

Namun, ada sebuah fakta menarik. Tidak semua sutradara menggunakan kata “action” saat berada di dalam set untuk menggerakkan kru serta aktor. Loh, mengapa demikian?
Sebenarnya, jawabannya cukup sederhana — beda sutradara, beda cara.

Ada yang bilang teriakan “action” mengganggu konsentrasi aktor, ada juga yang bilang bahwa teriakan “action” terdengar seakan-akan menuntut, dan ada juga yang memanfaatkan intonasi untuk kebutuhan adegan.

Jadi, walaupun sudah menjadi standar, setiap sutradara tetap memiliki pendapat yang berbeda-beda tentang penggunaan “action” ini. Layaknya setiap sutradara memiliki gaya tertentu yang tercermin dalam film mereka, sama halnya juga dengan cara mereka berkomunikasi dengan aktor dan para kru.

Jadi, sebenarnya teriakan “action” itu tidaklah mutlak walaupun sejarah telah membuat hal tersebut sebagai standar. Kita bisa kok mengganti atau menyesuaikan teriakan “action” dengan kata-kata lain berdasarkan kebutuhan adegan, situasi set, atau tingkat emosi aktor. Bahkan, sutradara Sam Fuller terkadang menembakkan pistol ke udara jika dibutuhkan untuk memberikan cue bagi aktor, menggantikan teriakan “action” yang kita sering dengar.

Contoh lainnya adalah Sidney Lumet. Lewat bukunya, Making Movies, ia mengatakan bahwa ia sangat peduli dengan konsentrasi aktor sehingga terkadang ia hanya mengatakan “end sticks” karena ia tidak ingin suara slate mengganggu sang aktor di awal pengambilan gambar.

This post was published on April 5, 2022 2:53 pm

Published by

Recent Posts

Menguasai Teknik Editing Film: Fast Cut vs Slow Pace

  Dalam dunia sinematografi, teknik editing film adalah salah satu faktor kunci yang menentukan tempo…

April 24, 2024

Memahami 8 Sequences dalam Penulisan Skenario: Struktur Standar Film Hollywood

Dalam dunia penulisan skenario, mengatur cerita ke dalam sequence yang terstruktur dengan baik adalah kunci…

April 23, 2024

Mengoptimalkan Pesan dalam Iklan 30 Detik: Strategi Efektif untuk Brand

Dalam dunia periklanan yang serba cepat, iklan 30 detik menawarkan tantangan unik untuk menyampaikan pesan…

April 22, 2024

Sorotan Khusus pada Sinema Indonesia di Far East Film Festival 2024

Far East Film Festival 2024 yang berlangsung antara 24 April - 2 Mei 2024 di…

April 20, 2024

Dialog vs Keheningan dalam Penulisan: Mana Yang Kamu Pilih?

Dialog vs keheningan, mana yang kamu pilih saat menulis skenario? Dalam dunia penulisan skenario, memilih…

April 19, 2024

8 Manfaat Menggunakan Video dalam Strategi Periklanan Anda

Dalam era digital saat ini, video telah menjadi salah satu alat pemasaran yang paling efektif…

April 18, 2024