3 Formula Cerita Untuk Membuat Penonton Menangis

Share

Cerita mampu memberikan emosi tertentu pada penonton. Membuat penonton tersenyum, tertawa, merenung, bahkan menangis, adalah tugas seorang pencerita yang piawai. Sementara itu, audio visual adalah kendaraan yang baik untuk mengantarkan cerita tersebut. Selain itu, film atau video juga punya keleluasaan lebih dalam menggiring emosi penonton ke titik tertentu.

Untuk membuat penonton merasakan sesuatu, cerita yang kamu usung haruslah kuat. Nah, untuk mempermudahmu dalam menggiring emosi penonton, ada beberapa formula cerita yang bisa kamu gunakan. Kamu sadari atau tidak, formula-formula ini sebetulnya sudah sering kamu temui dalam berbagai karya film atau video. Berikut ini adalah tiga formula cerita untuk membuat penonton menangis.

 

Akhir Sebuah Era

Salah satu formula cerita sedih adalah berakhirnya sebuah era. Pernah merasakan kejayaan, kini sang karakter utama harus merasakan pahitnya kenyataan. Ingat cerita film The Last Emperor? Sang Kaisar Xuantong (Puyi) yang naik tahta menjadi kaisar saat usianya masih 2 tahun, harus menyaksikan berakhirnya era kerajaan di Cina. Setelah berakhirnya periode kerajaan, Cina berubah menjadi republik. Tahta Puyi lenyap begitu saja, kemewahan yang dimilikinya pun sontak hilang. Puyi kini menjadi orang biasa. Cerita fakta sejarah ini tidak hanya menceritakan kisah nyata tetapi juga membuat penonton sedih dan bersimpati dengannya.

Related Post

 

Rahasia Tak Terduga

Seseorang menyembunyikan fakta tentang dirinya dari orang yang dicintainya. Di akhir cerita, barulah rahasia itu terungkap, namun semuanya sudah terlambat. Situasi ini bisa diperbaiki, asalkan salah satu karakter bertindak cepat sebelum semuanya semakin hancur. Formula ini sering dipakai oleh cerita-cerita klasik, baik dalam sastra, film, maupun iklan. Dengan kadar yang tepat, formula ini bisa mengaduk emosi penonton dengan baik. Namun, kehati-hatian tetaplah sangat dibutuhkan di formula ini, lantaran kadar yang salah akan membuat cerita terlalu berlebihan dan mendayu-dayu.

 

Cinta Tak Sampai

Tak ada yang lebih tragis daripada dua orang mencintai, namun harus dipisahkan oleh pihak ketiga. Romeo & Juliet adalah contoh paling terkenal dari formula ini. Saking populernya formula seperti ini, cerita Romeo & Juliet bisa diadaptasi menjadi aneka ragam cerita yang lebih modern. Salah satu contoh adaptasi cerita ini dalam konteks Indonesia bisa disaksikan melalui film Romeo Juliet karya Andibachtiar Yusuf. Film ini bercerita tentang kisah cinta terlarang antara supporter Persija dengan Persib.

This post was published on February 20, 2018 9:00 am

Published by

Recent Posts

Menguasai Teknik Editing Film: Fast Cut vs Slow Pace

  Dalam dunia sinematografi, teknik editing film adalah salah satu faktor kunci yang menentukan tempo…

April 24, 2024

Memahami 8 Sequences dalam Penulisan Skenario: Struktur Standar Film Hollywood

Dalam dunia penulisan skenario, mengatur cerita ke dalam sequence yang terstruktur dengan baik adalah kunci…

April 23, 2024

Mengoptimalkan Pesan dalam Iklan 30 Detik: Strategi Efektif untuk Brand

Dalam dunia periklanan yang serba cepat, iklan 30 detik menawarkan tantangan unik untuk menyampaikan pesan…

April 22, 2024

Sorotan Khusus pada Sinema Indonesia di Far East Film Festival 2024

Far East Film Festival 2024 yang berlangsung antara 24 April - 2 Mei 2024 di…

April 20, 2024

Dialog vs Keheningan dalam Penulisan: Mana Yang Kamu Pilih?

Dialog vs keheningan, mana yang kamu pilih saat menulis skenario? Dalam dunia penulisan skenario, memilih…

April 19, 2024

8 Manfaat Menggunakan Video dalam Strategi Periklanan Anda

Dalam era digital saat ini, video telah menjadi salah satu alat pemasaran yang paling efektif…

April 18, 2024