Proses Brainstorming Series CinLock: Transformasi Ide Menjadi Skenario

Dalam dunia yang penuh dengan tayangan menarik dan beragam, terkadang kita penasaran, bagaimana sih proses kreatif di balik pembuatan sebuah series? Nah, kali ini kita akan membongkar rahasia di balik layar salah satu series yang berhasil mencuri perhatian penonton, yaitu “CinLock: Love, Camera, Action!” Melalui wawancara eksklusif bersama Anggita Puri, salah satu penulis skenario dari series ini, kita akan mengupas tuntas proses brainstorming hingga lahirnya skenario yang memukau.

Proses Brainstorming Series CinLock

Mengenal Lebih Dekat “CinLock: Love, Camera, Action!”

“CinLock” adalah sebuah series yang mengisahkan perjalanan Lala, seorang mahasiswa film yang bersemangat, dalam mengejar mimpinya menjadi produser film. Berlatar belakang dunia perfilman, series ini membawa penonton mengikuti perjuangan pribadi Lala sambil menemukan dirinya sendiri. Tayangan ini tak hanya menarik bagi mereka yang terlibat di dunia film, tapi juga bagi penonton umum yang menyukai cerita inspiratif tentang pencarian jati diri dan keberanian menghadapi tantangan.

T: Gimana sih proses brainstorming sebuah TV series seperti CinLock ini?

J: Prosesnya cukup panjang, mulai dari merancang logline, mendesain karakter, sampai menentukan struktur cerita. Tapi menurutku pribadi, yang paling penting dalam proses brainstorming series adalah menentukan core theme sedari awal. Karena core theme ini yang nantinya akan jadi pegangan biar diskusi kita lebih terfokus. 

T: Apa tantangan terbesar saat menulis untuk series 8 episode?

J: Ada beberapa tantangan, mulai dari memastikan agar tiap episodenya tetap seru, menentukan cliffhanger yang memikat, dan mendesain subplot karena series butuh banyak materi cerita. Tapi tantangan terbesarnya adalah karena CinLock merupakan series tentang filmmaking, kita harus menyeimbangkan supaya series ini bisa tetap dinikmati masyarakat umum dan nggak cuma filmmaker aja.

Proses Brainstorming Series CinLock

T: Di series ini kan kamu menulis dengan 2 penulis lain, gimana cara koordinasinya?

J: Aku nulis bareng sama Melarissa Sjarief dan Widya Arifianti. Waktu story summit, kita selalu diskusi bareng dan nyamain visi. Lalu waktu sudah masuk ke script, kita juga saling kasih masukan ke satu sama lain untuk tiap episode yang kita pegang.

T: Seberapa jauh sih sutradara Andrew Kose dilibatkan di proses development?

J: Di proses development, Kose mulai dilibatkan dari proses penulisan script. Kose juga dilibatkan di setiap meeting feedback revisi untuk draft script selanjutnya, sehingga Kose juga bisa kasih masukan untuk draft selanjutnya. Sebelum syuting, Kose juga dilibatkan buat nulis script untuk shooting draft.

T: Gimana sih kamu menghadapi feedback dari sutradara, showrunner, dan OTT?

J: Aku selalu terbuka terhadap feedback. Karena ini karya kolektif, tiap pihak mungkin bisa kasih masukan yang menarik dari sudut pandang masing-masing. Tapi penting juga untuk kita sebagai penulis tau mana perubahan yang masih sesuai atau justru terlalu keluar jauh dari visi project-nya. Kalau ada feedback yang dirasa kurang pas, aku akan coba komunikasikan dengan baik.

Dalam wawancara ini, Anggita Puri telah memberikan kita wawasan berharga tentang apa yang diperlukan untuk mengubah ide menjadi skenario yang menarik dan sukses. Proses kreatif, kolaborasi tim, dan cara menghadapi tantangan dalam pembuatan series adalah kunci utama yang Anggita bagikan.

Jadi, bagi kamu yang merasa tertarik untuk terjun ke dunia penulisan skenario atau ingin lebih mengerti tentang proses kreatif di balik layar sebuah series, semoga wawancara ini bisa memberikan inspirasi dan wawasan baru!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?