Foto Bareng Bule: Adegan yang Dihapus Dari Balik Jakarta

Share

Bagi yang sudah subscribe channel Youtube kami, pasti sudah tahu kami baru saja menunggah video baru. Video ini adalah salah satu adegan film Balik Jakarta yang dihapus. Adegan yang mengambil fenomena foto bareng bule ini sejatinya akan digunakan sebagai bagian pembuka film pendek tersebut. Di potongan adegan ini, kalian bisa melihat aktivitas Günther berkeliling museum Fatahilah sebelum dihampiri oleh dua orang gadis SMA. Buat yang belum nonton, silahkan tonton video berikut ini:

 

Adegan ini akhirnya terpaksa dihapus. Agak berat memang menghapus adegan ini, alasannya tak lain karena kami sudah mengeluarkan berbagai usaha untuk bisa syuting di area Museum Fatahilah. Seperti yang kalian ketahui, tak mudah untuk akhirnya bisa syuting di sana. Tetapi apa boleh buat, demi struktur cerita yang baik, kami terpaksa menghapusnya. Ada dua alasan kenapa akhirnya kami memutuskan untuk menghapus adegan ini.

Alasan pertama adalah karena adegan ini tak banyak membantu cerita. Memang, ketika di naskah, adegan ini ditulis di akhir-akhir masa penulisan. Kami mempertimbangkannya dengan maksud memberikan pemandangan tentang Jakarta dari sudut pandang turis. Selain itu, kami juga ingin menampilkan satu kejadian yang amat lazim dialami oleh turis di Jakarta, yaitu dihampiri oleh siswa-siswi SMA dan diwawancarai untuk pelajaran bahasa Inggris di sekolahnya.

Related Post

Pengalaman ini adalah cerita langsung dari Frédérik Neust, pemeran Günther. Pada masa latihan sebelum syuting, Fred, begitu ia akrab disapa, menceritakan pengalamannya selama di Jakarta. Sebagai WNA, ia sudah mengalami pengalaman ini berkali-kali. Awalnya ia agak kaget ketika ada siswa-siswi ingin mewawancarai atau orang-orang yang mengajak foto bersama tanpa alasan yang jelas, namun lama-lama ia mulai terbiasa.

Cerita ini kami rasa cukup menarik. Pengalaman ini tak hanya bisa menggambarkan perasaan menjadi turis asing berambut pirang di Indonesia, tetapi juga menggambarkan situasi yang benar-benar terjadi di masyarakat. Agak disayangkan memang, karena alasan cerita, adegan ini terpaksa kami buang dari film.

Alasan kedua adalah adegan ini juga cukup lemah karena terlalu berusaha menggambarkan Jakarta berdasarkan landmark. Padahal memang, semangat awal film ini adalah menggambarkan Jakarta melalui kebiasaan dan cara hidup manusia-manusia di dalamnya. Kami sangat meghindari landmark-landmark karena khawatir membuat film ini menjadi dangkal dan justru meleset dari semangat awal film ini.

Itu dia alasan-alasan kenapa adegan ini dihapus. Minggu depan kami akan mengunggah adegan lainnya di Balik Jakarta yang dihapus. Bagaimana pendapat kalian tentang adegan tersebut? Silahkan tuliskan di kolom komentar.

This post was published on April 11, 2017 10:53 pm

Published by

Recent Posts

Menguasai Teknik Editing Film: Fast Cut vs Slow Pace

  Dalam dunia sinematografi, teknik editing film adalah salah satu faktor kunci yang menentukan tempo…

April 24, 2024

Memahami 8 Sequences dalam Penulisan Skenario: Struktur Standar Film Hollywood

Dalam dunia penulisan skenario, mengatur cerita ke dalam sequence yang terstruktur dengan baik adalah kunci…

April 23, 2024

Mengoptimalkan Pesan dalam Iklan 30 Detik: Strategi Efektif untuk Brand

Dalam dunia periklanan yang serba cepat, iklan 30 detik menawarkan tantangan unik untuk menyampaikan pesan…

April 22, 2024

Sorotan Khusus pada Sinema Indonesia di Far East Film Festival 2024

Far East Film Festival 2024 yang berlangsung antara 24 April - 2 Mei 2024 di…

April 20, 2024

Dialog vs Keheningan dalam Penulisan: Mana Yang Kamu Pilih?

Dialog vs keheningan, mana yang kamu pilih saat menulis skenario? Dalam dunia penulisan skenario, memilih…

April 19, 2024

8 Manfaat Menggunakan Video dalam Strategi Periklanan Anda

Dalam era digital saat ini, video telah menjadi salah satu alat pemasaran yang paling efektif…

April 18, 2024