6 Kebiasaan Mudah Untuk Melatih Diri Menjadi Sutradara

Ada lelucon yang selalu diutarakan tentang menjadi sutradara, “sutradara bertanggung jawab atas segala hal, tetapi tidak melakukan apa-apa.” Lelucon ini ada benarnya, sebab sedikit sekali aktivitas konkret yang dilakukan oleh sutradara. Hal ini berbeda dengan sinematografer misalnya, yang secara konkret mengoperasikan kamera: ada alat & aktivitasnya. Lain halnya dengan penata artistik, yang membangun set bersama timnya, sama: ada alat & aktivitasnya. Sementara sutradara? Kebanyakan yang dilakukannya adalah berkoordinasi, mengelola, dan menata segala sesuatu agar visinya tertumpahkan dalam karyanya.

Visi, itu kata kuncinya. Meskipun sedikit aktivitas konkret yang dikerjakan sutradara, ia bertanggung jawab atas visinya. Ia memastikan segala aspek kreatif mampu terjewantahkan melalui kinerja tim. Oleh karena itu, komunikasi merupakan hal esensial bagi seorang sutradara. Tanpa komunikasi, kerja sutradara akan sulit, dan visi di kepalanya tak tertuang dalam karyanya. Selain komunikasi, melatih diri bercerita secara visual, membingkai situasi dalam kaca mata tertentu, serta membuka diri dengan perbedaan, adalah hal lain yang tak boleh disepelekan. Salah satu cara menjelaskan visi adalah melalui presentasi kreatif lho!

Lalu bagaimana cara melatih diri untuk menjadi sutradara? Nah melalui pengalaman saya bekerja sebagai sutradara, saya punya beberapa tips ampuh untuk mengasah naluri sutradara-mu. Berikut 6 kebiasaan mudah untuk melatih diri menjadi sutradara:

Kurangi Bicara “Ini” & “Itu”

Disadari atau tidak, kita terbiasa mengganti subjek atau objek dalam kalimat dengan “ini” atau “itu”. Hal ini kita lakukan sebab kepala kita kesulitan mencari kata yang sesungguhnya dibutuhkan dalam kalimat tersebut. Misalnya, “jangan lupa ya ininya kita ituin dulu sebelum di-cut!” atau kalimat-kalimat sejenis.

Ketika berkoordinasi di lapangan, kalimat semacam ini akan membingungkan orang lain. Oleh karena itu, cobalah lebih tenang ketika sedang bicara dengan orang lain. Cobalah bicara dengan lebih perlahan dan memilih kata dengan lebih tepat. Kebiasaan seperti ini memang sulit diubah, namun tak ada salahnya dipraktikan dalam kehidupan sehari-hari. Percayalah hal ini akan membantumu berkomunikasi dengan orang lain.

Belajar Berpendapat

Berani Berpendapat Adalah Salah Satu Tips Menjadi Sutradara
Dari pengalaman saya bekerja sebagai sutradara di aneka ragam jenis proyek, yang selalu dituntut oleh sutradara adalah melontarkan pendapat. Pihak manapun yang terlibat, baik kru, pemeran, sampai rekanan sangat ingin mendengar pendapatmu. Pendapatmu dinanti karena kamulah nahkoda kreatif yang menentukan ke arah mana film-mu akan berlayar.

Nah oleh karena itu mulailah melatih keterampilan berikut ini dalam kehidupan sehari-hari. Kamu tak perlu melontarkannya setiap saat, tetapi setidaknya asahlah kemampuan berpendapat dengan jujur tentang sesuatu yang kamu lihat. Selain itu, belajarlah pula mendengar pula pendapat orang lain, sebab bisa jadi itu akan memberikan wawasan baru buatmu. Dengan mengasah keterampilan ini, maka kamu akan terlatih berkomunikasi dengan efisien.

Memotret Hal Menarik

Membuat film adalah bercerita melalui bahasa visual. Sutradara dituntut untuk menerjemahkan kata-kata di dalam naskah menjadi gambar bergerak yang bercerita. Dengan kata lain, sutradara harus mampu melihat hal menarik yang berserakan di sekitar mereka, lalu membingkainya lewat lensa kamera.

Latihan mengamati sekitar adalah latihan efektif seorang sutradara. Penting bagi seorang sutradara untuk mengamati dan membingkai hal menarik dengan kamera. Sebetulnya tidak perlu repot membawa kamera mirrorless atau DSLR setiap waktu. Cukup dengan kamera ponsel saja, kamu bisa dengan santai mengabadikan momen atau objek menarik yang ada di hadapanmu.

Menulis Buku Harian

Menulis Buku Harian adalah salah satu melatih untuk menjadi sutradara
Sebetulnya ada banyak sekali hal menarik yang terjadi dengan hidup kita sehari-hari. Yang jadi persoalan adalah kita tidak cukup peka dan seringkali luput dengan hal-hal tersebut. Nah, menulis buku harian adalah salah satu cara untuk mengasah kepekaan-mu dengan hidupmu sendiri juga hal-hal di sekitarmu.

Menonton Film

Bagaimana mungkin seorang musisi dapat menciptakan musik apabila ia tidak mendengarkan karya orang lain? Sama dengan bagaimana seorang pelukis menciptakan karya lukis apabila ia tidak pernah melihat karya-karya pelukis lain. Pembuat film tidak terkecuali: sebelum menjadi pembuat film, jadilah penonton film yang baik.

Saya rasa poin ini sudah sering disebut dan penting untuk terus diingatkan. Menonton film akan membuka wawasanmu seputar banyak hal, mulai dari kebudayaan belahan dunia lain sampai pencapaian sinematik yang sudah pernah dicapai sutradara lain. Dengan melakukannya, kamu akan memiliki kosakata sinema yang lebih banyak dan diksi yang lebih beragam.

Bepergian

Melatih diri menjadi sutradara salah satunya dengan bepergian
Ibnu Batutah, seorang pengelana abad pertengahan, pernah bilang, “bertualang akan membuatmu kehabisan kata-kata, lalu mengubahmu menjadi seorang pencerita.” Kurang lebih begitu pula yang dibutuhkan oleh sutradara. Beberapa waktu sekali, menjauhlah dari beton-beton perkotaan, pergilah sejenak dari rutinitas yang monoton, dan bukalah cakrawala dengan bertemu orang-orang baru dan kebudayaannya.

Ada begitu banyak cerita tersebar di seluruh penjuru dunia. Tugasmu adalah memperhatikan, menangkap, dan menuangkannya kembali.

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?