24 Jun 5 Cara Menunjukan Watak Seorang Karakter Di Dalam Skenario
Cerita yang baik selalu mengubah watak tokoh utama. Jika di awal tokoh utama kita adalah seorang pria yang manis dan lugu, bisa jadi di akhir cerita ia berubah menjadi seorang pembunuh yang keji. Demikian pula sebaliknya, seorang yang dingin dan kejam di awal cerita, bisa berubah jadi seorang yang hangat dan baik hati. Konflik yang dihadapi memastikan tokoh bukanlah orang yang sama di akhir cerita.
Ketika menulis skenario film, kamu harus memastikan semua konflik yang dihadapi karakter utama, mampu mengubah wataknya perlahan-lahan. Nah sekarang pasti kamu bertanya: bagaimana caranya menunjukan perubahan watak itu?
Oke tanpa berpanjang lebar lagi, yuk kita bahas 5 cara menunjukan perubahan watak karakter di dalam sebuah skenario film!
Konflik
Setiap tokoh kita menemui masalah, itu adalah kesempatan kita sebagai penulis untuk mengungkap sesuatu. Semakin besar tekanannya, semakin terungkap lah watak aslinya. Selain itu konflik juga merupakan kendaraan utama untuk menekan karakter sampai wataknya berubah perlahan-lahan. Nah sebagai penulis skenario, kamu perlu “mengelola” tekanan dan konflik ini agar gradasi perubahan watak seorang karakter berlangsung secara mulus.
Reaksi
Watak asli tidak terlihat dari aksi saja, tapi juga reaksi. Reaksi bisa kita tangkap mulai dari cara ia merespon kejadian di sekitarnya, interaksinya dengan karakter lain, sampai keputusan yang dibuat. Misalnya: ketika ada pejalan kaki dijambret oleh seseorang, bagaimana reaksi si karakter, apakah ia membantunya atau mengabaikannya? Pilihan reaksi ini dapat menunjukan watak asli seorang karakter.
Kesendirian
Perkembangan karakter tidak hanya bisa kita tangkap ketika mereka bersama orang lain, tapi juga kala mereka sendiri. Momen kesendirian bisa kita pakai untuk menggali kondisi psikis si tokoh. Betul, ketika sedang seorang diri, seseorang bisa menjadi dirinya sendiri. Misalnya: di luar seseorang bisa saja tampak seperti bos yang congkak dan arogan, tetapi ketika sedang seorang diri, ia ternyata adalah seseorang yang humoris.
Hubungan
Mirip dengan poin di atas, cara karakter bersikap di satu situasi tentu saja berbeda dengan situasi lainnya. Misalnya: seseorang mungkin terlihat baik dan ramah ketika bicara di depan orang banyak, tetapi ketika sedang bersama keluarga, ia bisa saja berubah menjadi seorang yang kasar. Selain itu, satu karakter pasti beda dengan karakter lainnya. Kontras ini tidak hanya bisa kita gunakan untuk menunjukan watak asli masing-masing tokoh, tapi juga menambah tension di dalam cerita.
Progress
Cerita yang baik selalu membuat tokohnya belajar tentang sesuatu. Aspek-aspek di atas mendorong karakter untuk tidak diam di satu titik, tetapi berkembang seiring berjalannya cerita.
Cerita dengan karakter yang ‘gitu-gitu aja’ membuat cerita jadi membosankan. Semoga bermanfaat dan kalau kamu tertarik membaca artikel lainnya, yuk klik di sini!
No Comments