Influencer Marketing: Sebuah Panduan Lengkap untuk Bisnis Anda

Istilah influencer semakin erat hubungannya dengan aktivitas media sosial yang terus meningkat. Sesuai dengan namanya, influencer dari kata “influence” yang artinya pengaruh, maka influencer adalah orang yang memberikan pengaruh, pada konteks apapun. Lalu, mengapa istilah ini dapat begitu booming dan erat dengan media sosial? Serta, bagaimana kaitannya dengan bisnis? Lalu, siapa itu influencer marketing?

Sebelumnya, melangkah lebih jauh, pada artikel ini akan banyak menggunakan istilah dalam media sosial. Studio Antelope sebelumnya pernah membuat artikel yang berisikan istilah dalam Instagram yang mungkin bisa membantu untuk lebih mudah memahaminya.

Siapa itu Influencer?

Konteks influencer yang akan dibahas adalah hubungannya dengan pemasaran, bisnis, serta platform yang digunakan, yakni media sosial. Sehingga, seseorang dapat dikatakan sebagai influencer adalah saat ia memiliki:

  • Kekuatan atau kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk memilih dan membeli produk karena otoritasnya, pengetahuannya, posisinya, atau bahkan relasinya dengan para pengikutnya (followers).
  • Lingkup pertemanan atau karakter followers yang ia aktif berinteraksi dan karakter tersebut menjadi ciri khasnya. Ukuran besar atau kecilnya lingkup pertemanan tergantung dari topik yang ia kuasai. Misal, seseorang yang senang bersepeda dan memiliki lingkaran pertemanan dengan hobi yang sama.

Seringkali seorang influencer juga disebut dengan selebgram, padahal keduanya berbeda. Selebgram adalah singkatan dari Selebriti Instagram, seorang yang memiliki jumlah followers yang banyak. Namun, seseorang yang memiliki jumlah followers yang banyak, belum tentu mampu “mempengaruhi” followers-nya, bukan?

Influencer Marketing: Panduan Lengkap untuk Bisnis Anda

Apa itu Influencer Marketing?

Seorang influencer marketing biasanya aktif di media sosial seperti Instagram yang memiliki karakteristik topik. Serta biasanya ia akan mengunggah konten foto atau video secara reguler tiap harinya. Platform media sosial yang biasa digunakan seperti Instagram, Twitter, Blog, bahkan YouTube. Misal Hans Danial melalui akun Instagram @eatandtreats yang fokus membahas makanan mulai dari tips & trik memasak dan kasih rekomendasi makanan.

Biasanya sebuah brand yang akan mengajukan kolaborasi dengan influencer tersebut dalam mempromosikan produk yang dijual. Namun, sebelum mengajukan kolaborasi tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat ingin membuat campaign.

  • Tentukan tujuan. Apakah campaign ini bertujuan untuk memperkenalkan produk baru sehingga yang dicari adalah reach atau impressions yang tinggi? Atau meningkatkan penjualan dari produk?
  • Tentukan sasaran konsumen. Usahakan sudah menentukan target konsumen misal seperti: usia, kelas ekonomi, gender, hobi, profesi, dsb.
  • Tentukan budget. Tentu saja, berhubungan dengan campaign akan membicarakan budget. Hal ini akan menentukan lama campaign, jenis campaign, bahkan influencer yang akan dipilih.

Bagaimana Memilih Influencer Marketing?

Mengingat jika produk yang dipromosikan oleh seseorang yang dipilih dan dianggap cukup representatif untuk “mewakili” perusahaan. Tentu saja ingin mendapatkan influencer yang tepat, oleh karena itu ada beberapa poin yang perlu diperhatikan sebelum memilih influencer marketing.

  • Jangan terpukau dengan jumlah followers yang besar. Anda perlu mengetahui insight dari akun influencer tersebut, dengan catatan akun influencer tersebut sudah dialihkan menjadi akun bisnis. Misal: jika ingin memperkenalkan produk baru, Anda perlu mengetahui persentase rata-rata reach dan impressions akun tersebut. Reach adalah jumlah akun profil yang menemukan konten yang diunggah, sedangkan impressions adalah berapa kali konten tersebut dilihat orang.
  • Ketahui karakter influencer. Perlu untuk mengetahui karakter influencer, dimulai dari ciri khas topik yang dibicarakan, karakter follower influencer tersebut, hingga cara influencer mempromosikan produk.
  • Memiliki konten reguler. Influencer sebaiknya aktif dalam mengunggah konten di media sosialnya secara reguler.
  • Timbulkan rasa percaya. Sebagai perwakilan perusahaan atas produk yang dipromosikan maka perusahaan perlu untuk menimbulkan rasa percaya pada influencer, serta sebaliknya influencer percaya dengan produk atau perusahaan. Meski hubungan antara perusahaan dengan influencer adalah hubungan bisnis, tetapi kepercayaan dapat menimbulkan sense of belonging dari influencer pada produk. Hal ini bisa membuat influencer lebih “ringan” dan senang dalam mempromosikannya.

Strategi pemasaran ini perlu menjadi pertimbangan di era digital ini. Terlebih aktivitas di media sosial tinggi, berita semakin mudah beredar, dan bisa lebih efisien dibandingkan harus menyewa billboard di jalan protokol dengan harga yang bisa bikin dongkol.

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?