Jenis-Jenis Genre Dasar Yang Harus Dipahami Filmmaker

Kita semua pasti pernah mendengar genre film. Ketika kita membeli tiket bioskop, biasanya ada deskripsi genre di bawah judul film. Ketika kita masuk ke dalam platform streaming, kita juga menemukan deskripsi genre dari film yang akan kita tonton.

Namun, apa sebetulnya genre itu? Dan apa saja jenis genre dasar yang harus kita pahami? 

Apa Itu Genre?

Genre adalah kategori film yang dibuat berdasarkan kesamaan gaya, tema, pendekatan estetika, dan juga elemen naratif dari sebuah film. Genre film mempengaruhi penerapan gaya bercerita, pendekatan visual, sampai emosi yang ditangkap oleh penonton. 

Misalnya, film romance dibuat dengan elemen cerita yang melibatkan sepasang manusia yang saling jatuh cinta, dengan harapan penonton bisa terbawa perasaan dengan kisah cinta mereka. Tentu pendekatannya berbeda ketika membuat film horror, yang bertujuan memberi rasa takut kepada penonton.

Apa Fungsi Genre?

Sederhana saja, membantu kamu sebagai pembuat film merancang cerita dan mengelola ekspektasi penonton. Misalnya, ketika kamu membuat film dengan genre musikal, penonton sudah punya ekspektasi tertentu sebelum menonton film kamu.

Bagi pembuat film, genre memang bisa membatasi visi dan imajinasi. Pakem-pakem yang sudah ada terkadang jadi bumerang, menghalangi kreativitas. Namun, bagi penonton, genre jelas membantu kita berekspektasi.

Jenis-Jenis Genre

Lalu, apa saja sih jenis genre film yang ada di film? Setidaknya ada 8 jenis genre dasar yang sering kita temui: action (laga), adventure (petualangan), comedy (komedi), drama, fantasy (fantasi), horror, romance (roman), science fiction (fiksi ilmiah), thriller (cerita menegangkan).

Tentu saja kategorisasi di atas bisa berbeda di setiap tempat. Belum lagi, ada banyak juga subgenre seperti spy film, superhero film, dsb. Namun, supaya lebih mudah, bagaimana kalau kita bedah saja dulu 10 genre dasar film yang sudah disebutkan di atas.

Action adalah salah satu jenis genre dasar dalam film.

Action / Laga

Film aksi biasanya ditandai dengan koreografi pertarungan, ledakan api, tembakan senjata, dsb. Dari segi cerita, film aksi biasanya menceritakan satu karakter yang harus mempertaruhkan nyawanya.

Karena taruhannya nyawa, maka tak heran ada banyak pertarungan dan baku tembak antara karakternya. Biasanya tujuannya pun tidak main-main: bertahan hidup, menyelamatkan orang yang dicintai, bahkan menyelamatkan dunia.

Contoh film action: James Bond, The Raid, Terminator.

Subgenre action: disaster film (film laga berlatar bencana besar), spy film (film laga dengan karakter mata-mata atau agen rahasia), superhero film (film laga dengan karakter manusia berkekuatan super). 

Adventure atau petualangan adalah salah satu jenis genre yang populer dalam film.

Adventure / Petualangan

Film petualangan ditandai dengan pengelanaan dan/atau pencarian yang dilakukan karakter protagonis. Biasanya latar tempat yang dipilih adalah tempat asing, belum dijelajah, (seringkali eksotis), di mana marabahaya bisa datang kapan saja.

Karakter utamanya biasanya penjelajah, walaupun tidak jarang juga orang biasa dengan kecerdasan atau kemampuan luar biasa. Mereka harus melalui petualangan yang seru untuk mencapai tujuan mereka.

Contoh film adventure: Indiana Jones, Tomb Raiders, King Kong.

Subgenre film action: samurai (film petualangan dengan karakter seorang samurai), survival (film petualangan dengan tema bertahan hidup), pirate film (film petualangan dengan karakter bajak laut).

Komedi adalah salah satu jenis genre dasar dalam film.

Comedy / Komedi

Film komedi dibuat dengan tujuan membuat penonton tertawa. Pertaruhannya biasanya tidak sebesar film action atau adventure. Biasanya yang dipertaruhkan “hanya” urusan pribadi antar karakter di dalam film. 

Genre komedi sering dikombinasikan dengan genre roman, menjadi romantic comedy. Walau kesannya “ringan”, tapi tidak jarang juga genre komedi justru dipakai untuk mengutarakan sesuatu yang lebih gelap. 

Contoh film komedi: The Hangover, Cek Toko Sebelah, This Is 40.

Subgenre film komedi: action comedy (film komedi yang dipadukan dengan laga), dark comedy (film komedi dengan tema yang gelap dan satir), mockumentary (film komedi yang dibuat dengan pendekatan dokumenter), parody (film komedi yang memparodikan film lain), romantic comedy (film komedi yang dipadukan dengan roman), slapstick comedy (film komedi yang mengandalkan lelucon fisik sebagai materi utama).

Drama adalah salah satu jenis genre yang paling banyak dibuat.

Drama

Film drama ditandai dengan karakter yang bisa kita temui sehari-hari, menghadapi situasi yang bisa kita temui sehari-hari. Walaupun demikian, bukan berarti film drama tidak membawa pertaruhan yang besar.

Pertaruhan yang ditampilkan di film drama biasanya berhubungan dengan keluarga, persahabatan, atau tetangga. Kekuatan utama dari film drama biasanya ada pada karakter dan konflik internal yang dihadapinya.

Contoh film drama: Dua Garis Biru, Like Father Like Son, Little Women. 

Subgenre film drama: family drama (film drama yang fokus pada masalah keluarga), melodrama (film drama dengan konflik sensasional yang menguras air mata), legal drama (film drama berlatar hukum), medical drama (film drama berlatar dunia kedokteran), political drama (film drama berlatar politik), coming-of-age drama (film drama yang fokus pada remaja yang sedang belajar tumbuh dewasa), docudrama (film drama yang dipadukan dengan dokumenter). 

Fantasy

Film fantasi membawa beberapa elemen yang khas: alam baka, mitologi, makhluk gaib, sihir, dsb. Biasanya itu semua dikombinasikan dengan elemen-elemen magis lainnya yang membawa penonton ke dunia baru. 

Walaupun mengandung unsur gaib, tapi jenis genre film fantasi berbeda dengan film horor. Tidak seperti film horor yang bertujuan menakut-nakuti, film fantasi dibuat untuk mengajak penonton “bertualang” di dunia fantasi.

Contoh film fantasi: Pan’s Labyrinth, Harry Potter, The Chronicles of Narnia. 

Subgenre film fantasi: contemporary fantasy (film fantasi berlatar kehidupan modern / situasi terkini pembuatnya), dark fantasy (film fantasi dengan latar dan tema yang gelap). 

Horror

Horor adalah jenis genre film dengan tujuan menakut-nakuti penontonnya. Film horor membawa elemen-elemen mistis seperti hantu, siluman, iblis, dsb. Di beberapa sub genre horor, ada pula yang menggunakan pemotongan tubuh dan penyiksaan sebagai cara untuk menakut-nakuti penonton. 

Di Indonesia, genre horor merupakan salah satu genre yang paling laku. Baru-baru ini, film KKN Di Desa Penari memecahkan rekor box office Indonesia dengan total 9,2 juta penonton. Sementara Pengabdi Setan menduduki film horor terlaris kedua dengan total 4,21 juta penonton.

Contoh film horor: Ratu Ilmu Hitam, The Conjuring, Midsommar. 

Subgenre film horor: found footage (film horor dengan pendekatan dokumenter / footage yang ditemukan), zombie film (film horor dengan zombie sebagai konflik utamanya), slasher film (film horor yang menggunakan benda-benda tajam dan adegan pemotongan tubuh sebagai materi utamanya), monster film (film horor dengan monster / vampir / makhluk jadi-jadian lainnya sebagai konflik utama), supranatural horor (film horor dengan hantu atau kekuatan supranatural sebagai plot utamanya).

La La Land adalah salah satu contoh film romance.

Romance

Film romance dibuat dengan tujuan membuat penonton terbawa perasaan saat menonton sepasang manusia saling jatuh cinta di dalam film. Penonton dibuat terbuai dan menginginkan mereka bisa bersama.

Namun, biasanya ada rintangan yang harus dihadapi. Bisa melalui masalah internal karakter utama, atau faktor eksternal seperti orang tua. Cinta memang universal. Dan ini yang biasanya dipakai sebagai “senjata” utama film romance. 

Contoh film roman: Ada Apa Dengan Cinta, La La Land, Akhirat: A Love Story.

Subgenre film romance: romance fantasy (film roman dengan elemen fantasi), erotic romance (film roman dengan keintiman karakter sebagai inti dari cerita), historical romance (film roman dengan latar belakang sejarah), LGBTQ romance (film roman dengan karakter utama LGBTQ).

Science Fiction

Film science fiction, biasa disingkat sci-fi, atau dalam bahasa Indonesia: fiksi ilmiah, adalah jenis genre yang berlatar situasi dunia yang berbeda dengan kita sekarang. Ia bisa terjadi di masa depan, atau di tempat lain nun jauh di sana.

Alien, pesawat ulang alik, time travel, pandemi, atau penemuan teknologi mutakhir, merupakan lima hal yang sering diangkat dalam film sci-fi. Walaupun bercerita di dunia atau waktu yang berbeda, tapi film sci-fi biasanya mengajak penonton berkaca dengan situasi kita saat ini.

Contoh film sci-fi: Interstellar, Star Wars, Ready Player One.

Subgenre film sci-fi: dystopian film (film sci-fi berlatar sebuah dunia yang sudah yang mengerikan dan tidak kita inginkan), post-apocalyptic film (film sci-fi berlatar dunia pasca kejadian besar yang menghancurkan peradaban), cyberpunk (film sci-fi berlatar dunia dengan teknologi mutakhir), steampunk (film sci-fi berlatar dunia yang masih menggunakan tenaga uap), space opera (film sci-fi berlatar luar angkasa dengan pendekatan melodrama).

Thriller

Thriller, atau cerita menegangkan, adalah jenis genre yang dibuat untuk membuat penonton merasakan ketegangan. Berbeda dengan horor yang berkait dengan kekuatan supranatural, atau action dengan pertarungannya, thriller biasanya lebih fokus mengaduk rasa was-was penonton lewat adegan-adegan yang lebih membumi.

Pencarian pembunuh, karakter psikopat, penjahat yang bersembunyi, adalah tiga elemen yang seringkali ditemukan di film-film thriller. Jika kamu ingin membuat thriller, maka pastikan kamu membuat penonton berdebar setiap waktu.

Contoh film thriller: Gone Girl, Argo, Joker. 

Subgenre film thriller: psychological thriller (film thriller yang menciptakan paranoia untuk mempermainkan psikologi penonton), mystery film (film thriller dengan pencarian atau pengungkapan misteri sebagai plot utama).

Bolehkah menggabung genre?

Jawabannya tentu saja boleh. Sebagai pembuat film, genre adalah sebuah alat untuk membantu mengkategorisasikan karya film, bukan untuk menghalangi kreativitas. Oleh karena itu, jangan takut untuk mengkombinasikan satu, dua, atau bahkan lebih genre untuk menciptakan karya yang segar. 

 

Salah satu film yang sukses mengkombinasikan banyak genre adalah Everything Everywhere All At Once (Daniels, 2022). Film ini bercerita tentang Evelyn (diperankan Michelle Yeoh), seorang perempuan Tionghoa pemilik tempat laundry, yang akhirnya harus menyelamatkan dunia ketika multiverse dalam bahaya.

Di awal film Everything Everywhere All At Once, kita disajikan drama keluarga yang hangat, tetapi begitu memasuki babak kedua, tiba-tiba kita masuk ke dalam genre sci-fi dengan pengenalan multiverse-nya.

Tidak berhenti sampai sana, kita lalu melihat adegan-adegan laga antara Evelyn dan juga musuh-musuhnya. Tidak hanya itu, ada banyak sekali adegan dan plot komedi yang membuat kita tertawa. Film ini adalah bukti genre bukanlah pembatas kreativitas, melainkan kesempatan kita untuk bermain-main dan menciptakan karya yang kreatif. 

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?