5 Film Dokumenter di Netflix yang Pemberi Motivasi

5 Film Dokumenter di Netflix yang Membangkitkan Optimisme di Tengah Pandemi

Halo! Apa kabar teman-teman semua? Semoga selalu sehat, ya! Jaga kesehatan dan jangan lupa penuhi asupan gizi selama berada #dirumahaja. Jika kita sering mendengar dan mengikuti berita-berita tentang Pandemi COVID-19, pasti ada rasa bosan atau was-was yang berlebih. Rasa was-was dapat menjadi stimulus negatif bagi pikiran. Kondisi ini lazim disebut sebagai gangguan psikosomatik. Namun, apakah salah ketika kita sedikit mengesampingkan berita-berita terkini yang berseliweran di media? Jawabannya adalah tidak salah sama sekali. Tentunya, dengan tetap #dirumahaja, kita juga ikut membantu tenaga medis dan pemerintah dalam memutus rantai penularan COVID-19. Selagi kita semua bekerja di rumah, pasti ada waktu-waktu luang yang sangat berharga untuk menonton film. Mari kita menambah wawasan baru tentang umat manusia, dengan menonton lima film dokumenter pilihan yang diharapkan dapat menumbuhkan rasa optimisme! Kelima film dokumenter ini bisa kamu tonton di Netflix.

Daughters of Destiny

Di India, masyarakat terbagi dalam kelas-kelas kasta dan salah satu kelas terbawah ada di kota Tamil Nadu. Di kota ini, banyak warga miskin yang tak mampu menyekolahkan anaknya. Para keluarga lebih memilih mendidik anak mereka untuk membantunya bekerja menjadi buruh tambang atau bekerja serabutan. Bahkan, masyarakat membentuk persepsi untuk tidak bersekolah karena sekolah membutuhkan biaya yang mahal.

Film ini bercerita tentang lima anak gadis yang bersekolah di Shanti Bhavan Boarding School. Sekolah ini sama sekali tidak menagih biaya apa pun untuk anak didiknya. Mereka membuka platform donasi secara online dan banyak kalangan masyarakat yang tergugah untuk terus menghidupkan sekolah ini. Selain memotret kehidupan sekolah Shanti Bhavan melalui sudut pandang kelima anak gadis tadi, film ini juga menceritakan bagaimana yayasan sekolah bergerak sendiri untuk menginterupsi kehidupan masyarakat supaya mereka bersedia memberikan anaknya untuk bersekolah. Hingga akhirnya, banyak dari lulusan Shanti Bhavan yang melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. Menurut penulis, inilah harapan yang dihidupkan dengan keberanian. Sama halnya ketika kita menghadapi masa sulit, harapan harus tetap menyala untuk menatap masa depan yang lebih baik. Film dokumenter ini sudah bisa kamu askes melalui Netflix.

Awake: The Life of Yogananda

Lagi-lagi kita menjelajah India dan sejarahnya. Pada tahun 1920, dari Uttar Pradesh, Paramahansa Yogananda bertolak ke Los Angeles, Amerika Serikat. Yogananda adalah seorang Rahib Hindu dan Guru Yoga (Yogi). Dengan kemauan kuatnya, ia berangkat ke “dunia barat” untuk memperkenalkan Yoga, sebuah ilmu kebijaksanaan dan meditasi dari India. Seiring berjalannya waktu, Yoga semakin dikenal luas oleh dunia barat dan memikat banyak peminat.

Salah satu peminat yang dikenal dunia adalah George Harrison, sang gitaris grup band The Beatles. George rela datang ke Los Angeles untuk menemui sang Yogi dan belajar sebuah ilmu batin serta meditasi. Setelah itu, George mengutarakan sebuah pendapat tentang pentingnya menyeimbangkan frekuensi manusia antara dunia sadar dan dunia bawah sadar, sehingga manusia memiliki intuisi yang kuat dan tidak dibutakan total oleh materi. Pendapat George Harrison semakin menguatkan posisi Yogananda dan ajarannya. Yogananda meninggal di Amerika Serikat pada tahun 1952. Setelah kepergiannya, ajaran-ajarannya Yogananda dipraktekkan oleh kelompok Self-Realization Fellowship (SRF) yang kini menjadi salah satu pusat penyebaran ilmu Yoga di Amerika Serikat.

Yoga tidak hanya mengajarkan meditasi dan ketenangan batin. Yoga juga membuka mata kita untuk berani menyadari diri sendiri. Melalui Yoga, kita akan diajak untuk memupuk optimisme dan merefleksikan kegiatan kita dalam kurun waktu tertentu. Nah, buat kamu yang cinta Yoga, sudah siap untuk praktek di rumah? Jangan lupa tonton film ini sebelum praktek Yoga, ya!

Minimalism

Sebagai salah satu poros ekonomi dunia, warga AS memiliki kebiasaan yang diadopsi oleh orang-orang di seluruh dunia: konsumerisme. Percepatan teknologi memaksa kita untuk membeli dan mengikuti barang terbaru, mulai dari elektronik, fashion, otomotif, collectible items, dan masih banyak lagi. Bahkan, konsumerisme tingkat tinggi juga terjadi seperti memborong properti dan memborong bahan baku seperti pangan dan sebagainya.

Fenomena ini semakin marak di negara-negara berkembang dan secara tidak sadar kita telah diperbudak oleh materi. Salah satu film dokumenter yang bisa ditonton di Netflix ini menceritakan tentang sekelompok orang yang mengesampingkan barang-barang tidak perlu dan mendefinisikan kebahagiaan dalam kesederhanaan. Dengan mengonsumsi sedikit barang, mereka menemukan makna kebahagiaan. Ternyata, jika manusia tidak mengikuti trend berlebih, kebahagiaan menjadi lebih mudah didapat. Minimalism mengajak kita untuk “Stop the Madness” sehingga kita bisa mengalokasikan uang kita untuk kebahagiaan-kebahagiaan sederhana lainnya, seperti memasak, berlibur, dan lain sebagainya. Tentunya, memasak menjadi sebuah kebahagiaan yang paling mungkin dilakukan di masa sulit ini. Film ini mengajak kita optimistis menjalani hari-hari tanpa perlu khawatir tertinggal trend.

Ketika kita #dirumahaja, tontonlah film ini dan kita diajak untuk merefleksikan arti bahagia yang sesungguhnya. Kita diajak untuk hidup sederhana dan lebih menghargai alam semesta.

Happy!

Happy bercerita tentang satu emosi penting manusia: kebahagiaan. Ini adalah emosi yang paling berharga dan mutlak ada bagi manusia. Film ini menjelajah Louisiana hingga Kolkata untuk menemukan cara-cara manusia bahagia sesuai kebudayaan masing-masing.

Ada banyak budaya yang mendefinisikan kebahagiaan secara beragam. Ada yang melalui kumpul bersama, ada yang melalui musik, ada juga yang melalui kegiatan sosial, seni, makanan, tarian, bahkan ada pula yang mendefinisikan emosi ini dengan menyendiri di tengah keindahan alam. Jika kita mengetahui cara-cara manusia di berbagai belahan dunia untuk bahagia, kita akan terus optimistis menciptakan kebahagiaan-kebahagiaan sederhana dalam hidup.

InnSÓ•i (The Sea Within) – The Power of Intuition

InnSaei (The Sea Within) berkisah tentang kekuatan intuisi manusia yang semakin hari, semakin ditinggalkan. Kita terbiasa dengan data akurat, sesuatu hal yang logis, dan terkadang mengesampingkan segi intuitif manusia. Beberapa ahli berpendapat bahwa intuisi juga mampu menyeimbangkan pola pikir manusia supaya ia lebih sehat hati dan pikirannya.

InnSaei juga banyak membahas kemampuan intuitif manusia di berbagai belahan dunia. Salah satu fakta yang menarik adalah masyarakat nelayan suku Polynesia di kepulauan sepanjang Samudra Pasifik. Penduduk Polynesia mampu memetakan lautan yang luas hanya dengan melihat bintang, membaca arah angin, dan mendengarkan deru arus lautan. Mereka dapat melaut dan pulang tanpa bantuan kompas atau alat penunjuk arah lainnya.

Fakta-fakta lain juga dibahas di film ini, seperti budaya Islandia yang mengajak warganya untuk tanggap terhadap situasi alamiah. Melalui film ini, kita diajak untuk membentuk intuisi atau segi batin yang mulai sering diabaikan manusia. Intuisi menjadi penting karena kita bisa mengenali tubuh dan lingkungan sekitar. Film ini mampu memupuk optimisme untuk kita sendiri, terutama dalam menyiapkan diri menyambut masa akhir Pandemi COVID-19. Waktu #dirumahaja jadi sesuatu yang berharga untuk mengasah intuisi. InnSaei mengajak penontonnya untuk berani mengolah budi demi mewujudkan pikiran positif dan mengenali potensi diri.

Nah, itu tadi lima film dokumenter pilihan yang bisa kamu tonton di Netflix. Yuk, kita budayakan berpikir positif untuk melakukan banyak hal di rumah hingga kita mampu menyintas wabah ini bersama.

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?