5 Kesalahan Dalam Menulis Dialog Film

Pernahkah kamu merasa dialog yang kamu tulis janggal? Oke jangan khawatir, sebab wajar banget kok penulis mengalami hal seperti itu. Saya yakin bahkan penulis profesional sekali pun juga mengalami hal yang sama. Di artikel ini kami akan paparkan 5 kesalahan dalam menulis dialog film.

Ini dia 5 kesalahan dalam menulis dialog film yang harus kamu hindari!

Sebelum itu, jangan lupa untuk bergabung dengan Studio Antelope Community, supaya kamu tidak ketinggalan berita seputar industri film terkini. Dengan bergabung, kami akan kirimkan kamu berita, tips & trik, serta deadline festival film terkini. Oh ya, kalau kamu suka dan ingin jadi penulis, kami juga punya banyak artikel menarik lainnya seputar penulisan skenario.

Oke lanjut! Jika draft pertama naskah kamu sudah jadi, maka tugasmu berikutnya adalah memeriksa elemen-elemen dalam skenario yang masih bisa dipertajam, termasuk dialog. Nah untuk itu yuk kita pelajari 5 kesalahan dalam menulis dialog film!

Tujuan Gak Jelas

Fungsi dialog itu hanya: 1) membuat cerita bergerak maju, 2) memuat informasi penting, 3) mengungkap lebih dalam tentang karakter, 4) menunjukkan konflik/ketegangan, 5) memberi nuansa yang sesuai dengan dunia penceritaan. Nah pastikan dialog yang kamu tulis setidaknya memenuhi salah satu tujuan tersebut. Jika tidak, maka hapus atau ganti dengan dialog lain.

Terlalu Realistis

Loh? Bukannya dialog yang terdengar realistis itu bagus? Iya, tapi bukan berarti kamu harus buat dialog yang sama persis seperti cara kita bicara di kehidupan nyata. Di kehidupan nyata, kita banyak tersendat dan melakukan repetisi yang membosankan. Dialog itu harus lebih cerdas, metaforis, dan efektif dibandingkan kehidupan nyata.

Oh ya selain itu jangan lupa juga biasanya manusia tidak pernah mengutarakan langsung apa yang ia rasakan atau inginkan. Manusia biasanya bersembunyi di balik ‘topeng’, nah oleh karena itu dialog yang kamu tulis juga harus bisa memperlihatkan lapisan yang ada di pikiran manusia.

Bercerita Terlalu Banyak

Sama seperti menulis elemen lain dalam skenario, selalu pegang prinsip ‘show, don’t tell’. Hindari menulis dialog yang dapat ditunjukkan melalui tindakan. Dialog harus tetap tajam dan ringkas. Misal, untuk menggambarkan orang marah, tak perlu menggunakan dialog yang menunjukan dia marah, cukup tunjukan perilaku karakter yang memperlihatkan kemarahannya.

Semua Karakter Gaya Bicaranya Sama

Seorang musisi punya gaya bicara yang beda dengan Presiden bukan? Selalu ingat bahwa setiap karakter kita hidup dengan pemikiran dan pengalaman hidup yang berbeda-beda. Nah memperhatikan cara bicara orang di sekitarmu akan membantumu mengasah skill ini.

Udah tau kan kesalahan apa aja yang sering terjadi pas lagi nulis dialog? Yuk lanjut nulis lagi! Semoga artikel ini bermanfaat mengasah skill kamu sebagai penulis ya!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?