26 Jul 6 Fungsi Latar Dalam Film Yang Harus Sutradara Pahami
Apa sih fungsi latar dalam film? Latar, atau dalam bahasa Inggris disebut setting, adalah tempat dan waktu sebuah adegan terjadi. Namun latar juga bisa dipahami dalam konteks yang lebih luas. Dalam konteks yang lebih luas, setting atau latar cerita adalah di mana dan kapan cerita itu terjadi.
Sebagai contoh, cerita film Sang Penari (Ifa Isfansyah, 2011) berlatar di sebuah desa di Banyumas pada tahun 1960-an, ketika politik telah berkecamuk pasca gerakan 30 September di Indonesia.
Namun, tahukah kamu fungsi latar dalam film bisa lebih jauh dari itu? Fungsi latar dalam film tidak hanya menjadi penunjuk ruang dan waktu, tapi juga “alat bermain” sutradara. Penasaran seperti apa? Yuk gimana kalau langsung kita bahas di bawah ini!
Sebagai Dasar Cerita
Dalam sebuah film, eksistensi setting itu sudah lebih dulu ada dibanding dengan ceritanya filmnya itu sendiri. Jadi banyak film yang menggunakan setting ini sebagai dasar cari cerita mereka.
Contoh film yang menjadikan setting sebagai dasar cerita adalah film Upside Down (2012) yang setting ceritanya adalah sebuah dunia yang memiliki dunia parallel bagaikan cermin di atas langit dengan gravitasi yang memisahkan semuanya atau film Divergent (2014) yang setting ceritanya adalah dunia dystopia yang manusianya terbagi menjadi beberapa suku.
Sebagai Antagonis
Antagonis adalah karakter yang memberi hambatan pada karakter utama atau protagonis dalam mencapai keinginannya. Antagonis sering merupakan seorang penjahat (villain) atau hal lainnya yang sering berkonflik dengan protagonis.
Antagonis biasanya jahat dan tidak baik serta sering memberi nilai-nilai negatif. Setting juga dapat digunakan sebagai hambatan bagi karakter dalam mendapatkan keinginannya. Setting seolah-olah bertindak sebagai sebuah karakter yang memberikan hambatan bagi karakter utama.
Contoh penggunaannya adalah dalam film Old (2021) dimana setting ceritanya adalah ada sebuah pantai terpencil yang secara misterius membuat orang yang melaluinya tiba-tiba menjadi tua.
Sebagai Visi Sutradara
Dalam sebuah produksi film, sutradara harus memiliki bayangan tentang film yang sedang ia buat. Bagaimana cara sutradara menyampaikan informasi ini juga disebut “visi sutradara”/ Nah, setting juga dapat digunakan untuk mewakili visi atau ideologi dari sutradara dalam bentuk simbolik.
Artinya, setting memiliki peranan yang besar di luar dari untuk menunjukkan ruang dan waktu. Misal, ada karakter yang kehilangan orang yang dia sayangi di sebuah stasiun kereta api dan sejak saat itu karakter tersebut selalu mengasosiasikan stasiun kereta api dengan kesedihan.
Sebagai Pembentuk Mood dan Atmosfer
Dalam sebuah film tentunya mood dan atmosfer merupakan salah satu elemen yang penting untuk menunjang penceritaan. Mood dan atmosfer digunakan untuk memperkuat sebuah adegan dalam scene tertentu agar pesannya lebih tersampaikan.
Penggunaan setting juga bisa digunakan untuk membentuk mood dan atmosfer, setting diatur sedemikian rupa untuk menyampaikan sebuah perasaan atau mood tertentu, sesuai dengan kebutuhan adegan dalam film.
Misal, memadukan waktu di sore hari yang temaram dengan sebuah taman bermain yang sepi untuk membangkitkan mood sendu.
Sebagai Foreshadowing
Foreshadowing merupakan clue atau hint yang diberikan kepada penonton terhadap adegan apa yang akan segera terjadi. Cara ini digunakan untuk membuat penonton menjadi penasaran dan berusaha memikirkan apa yang sebenarnya terjadi.
Dalam hal ini, setting juga bisa digunakan sebagai cara untuk melakukan foreshadowing. Semisal, set up menggunakan rumah dengan halaman yang tidak terurus dan juga terdapat banyak barang bekas berserakan mengindikasikan bahwa rumah tersebut menyimpan teror dan unsur horor di dalamnya.
Sebagai Potret Karakter
Setiap karakter dalam film tentunya memiliki selera, cara berpikir, dan kepribadian yang berbeda-beda. Penonton juga harus mengenal karakter yang ada di dalam film sehingga setiap pilihan yang karakter jalani akan sesuai dengan kepribadian karakter yang ada. Setting juga bisa digunakan untuk menggambarkan dan menunjukkan kepribadian dari karakter dengan efektif.
Semisal, sebuah kamar yang dipenuhi dengan poster band, alat-alat band, dan gitar, serta beberapa kaset musik menggambarkan pemilik kamar sebagai seorang pemain band. Kemudian, terlihat dari poster-poster, musik yang didengarkan adalah musik jazz, blues, dan folk yang menunjukkan bahwa ia juga adalah orang yang melankolis.
reyhan
Posted at 10:40h, 29 Julykeren dah good
reyhan
Posted at 10:55h, 29 Julymenarik good mantap