Konsep Lighting: 5 Hal Yang Harus Kamu Pahami

Konsep lighting merupakan salah satu unsur penting dalam sinematografi dan pembuatan film. Dengan mempertimbangkan lighting, filmmaker bisa bermain-main dengan cerita dan mempengaruhi emosi penonton. Dengan kata lain, konsep lighting adalah elemen storytelling yang tidak bisa kamu kesampingkan.

Pencahayaan dalam film berfungsi untuk memberikan mood, tone, tekstur, dan juga depth. Selain itu, pencahayaan juga mengarahkan mata penonton kepada sebuah subjek atau objek tertentu dan memberikan informasi tentang sebuah adegan – siapa yang berada di dalam adegan tersebut, apa emosi yang dirasakan oleh dirinya, apakah adegan tersebut terjadi pada pagi hari atau malam hari, dan juga bagaimana suasana adegan tersebut? Apakah menyenangkan? Tegang? Menyeramkan? Intinya, pencahayaan berfungsi untuk bercerita.

Jika kalian ingin menjadi DP atau gaffer dan bercerita lewat cahaya, coba pahami konsep-konsep berikut ini yuk!

Three Point Lighting

Ini konsep lighting paling standar sih dan menjadi hal pertama yang perlu kamu pahami. Jadi, ada key light, fill light, dan back light.

Untuk lebih mudahnya, silakan lihat diagram di bawah ini:

Three point lighting adalah konsep lighting dasar yang harus kamu pahami.

Key light adalah cahaya utama yang menyinari subjek atau objek, fill light adalah cahaya yang mengisi bagian kosong yang tidak disinari oleh key light dan berfungsi untuk mengimbanginya, sedangkan back light adalah cahaya yang diletakkan di belakang subjek atau objek untuk memisahkan subyek dengan background dan dalam beberapa situasi, back light juga dapat digunakan untuk menghilangkan bayangan yang dihasilkan oleh key light.

High Key vs Low Key

High key adalah pencahayaan terang dengan eksposur rata dan kontras rendah. Biasanya digunakan untuk menggambarkan suasana bahagia, semangat, dan emosi positif lainnya.

Berikut adalah contoh penggunaan high key:

High key lighting

Kamu bisa menemukan konsep pencahayaan high key dipakai di film romance dan komedi. Cara untuk mendapatkan hasil gambar yang high key bisa dikatakan mudah, kamu hanya perlu memperkuat key light dan menggunakan fill light lalu menggunakan diffuser untuk memperhalus cahaya yang menyinari subjek atau objek.

Low key adalah pencahayaan rendah. Teknik ini membuat batasan antara gelap dan terang terlihat jelas. Biasanya low key digunakan untuk menggambarkan suasana sedih, menyeramkan, atau juga misterius.

Di bawah ini adalah contoh penggunaan low key:

Low key lighting

Kamu bisa menemukan konsep pencahayaan ini dipakai di film horror, thriller, dan drama. Untuk mendapatkan hasil gambar low key, kamu perlu menggunakan lampu yang kecil dan memantulkan cahaya yang dihasilkan oleh lampu tersebut agar mendapatkan fill light.

Soft vs Hard

Hard light adalah pencahayaan keras. Lampu dihajar ke subyek sehingga menghasilkan garis bayangan yang tegas dan kontras sehingga menciptakan kesan dramatis. Untuk mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan hard light, kalian perlu untuk meminimalisir penggunaan fill light.

Contoh penggunaan hard light bisa kamu lihat film Nightcrawler:

Hard light

Soft light adalah pencahayaan lembut, dihasilkan dari alat seperti diffuser atau reflector, menciptakan gradasi bayangan yang lembut atau bahkan mengurangi bayangan sehingga menciptakan kesan elegan. Untuk mendapatkan hasil gambar dengan pencahayaan soft light, kalian perlu menggunakan banyak key light dengan fill light secukupnya.

Contoh penggunaan soft light bisa kamu lihat film Her:

Soft light

Temperatur

Diukur pakai satuan Kelvin, semakin tinggi semakin hangat (kuning), semakin rendah semakin biru (dingin). Hangat dingin gambar tentunya mempengaruhi ‘rasa’ dari gambar yang dihasilkan. Temperatur memiliki hubungan yang erat dengan white balance.

Dengan mengetahui sumber cahaya yang digunakan, kita dapat menentukan white balance yang pas untuk gambar kita sehingga gambar tidak terlalu kuning atau terlalu biru.

Contoh penggunaan temperatur lighting yang hangat:

Contoh penggunaan temperatur lighting yang dingin:

Realis vs Ekspresionis

Layaknya sebuah lukisan, pencahayaan dalam film juga termasuk dalam dua jenis seni ini: realis dan ekspresionis. Realis menciptakan pencahayaan yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Memberi kesan nyata, sedangkan ekspresionis menciptakan warna dan bentuk cahaya yang tidak realistis, dan tapi mengekspresikan ‘rasa’ dan ‘nuansa’.

Contoh penggunaan pendekatan lighting ekspresionis:

Contoh penggunaan lighting yang realis:

Tuh kan pilihannya banyak banget! Dengan memahami konsep dan teknik di atas, kosa kata kita untuk bercerita secara visual akan semakin banyak. Seru ya kita jadi punya ‘senjata’ lain untuk bercerita selain angle dan ukuran shot.

Semoga artikel ini bermanfaat ya! Selamat bereksperimen!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?