Offline vs Online Editing: Pelajari Perbedaannya

Editing merupakan tahap penting dalam pembuatan film. Di tahap ini, hasil syuting tidak hanya dirangkai menjadi cerita, tetapi juga diolah agar tampilannya lebih menarik. Nah, di sini lah lahir perbedaan offline vs online editing. Sudah tahu bedanya? Yuk kita bahas:

 

Offline Editing

Offline editing adalah tahap memotong dan merangkai footage-footage hasil shooting menjadi satu rangkaian cerita yang utuh. Dengan kata lain, offline editing hanya fokus pada aspek cerita saja. Walaupun demikian, ada beberapa aspek teknis yang juga harus diperhatikan.

Pembuatan Proxy

Aspek teknis pertama adalah pembuatan proxy. Sebelum masuk ke tahap pemotongan dan perangkaian, raw footage (hasil mentah syuting), harus dikonversi terlebih dahulu menjadi resolusi yang lebih rendah dengan proxy. Tujuannya agar proses editing lebih lancar dan tidak berat/.

Perbedaan online dan offline editing

Sinkronisasi Gambar dan Suara

Setelah tahap proxy, hal yang harus dilakukan oleh offline editor adalah melakukan proses sync. Di mana seluruh footage dan audio hasil shooting harus disinkronisasi sesuai timecode yang ada.

Oleh karena itu, fungsi clapper sangat membantu dalam tahap ini, untuk menentukan ketepatan suara dan visual. Dengan tahap ini, offline editor akan memiliki kumpulan seluruh full sync footage yang akan membantu dalam memilih dan mensortir footage yang akan dipakai.

Memotong & Merangkai Cerita

Tahap selanjutnya, adalah memilih dan memotong footage yang telah disinkronisasi. Di sini merupakan peran offline editor dalam menyusun cerita. Di mana offline editor akan fokus pada flow, pace, dan timing dari potongan-potongan gambar tersebut. Seorang offline editor harus bisa mengkomunikasikan cerita dan emosi lewat potongan dan susunan footage yang ada.

Dalam tahap ini juga sudah mulai dimasukan efek suara, dan dummy music untuk membantu offline editor menemukan feel yang tepat. Setelah semuanya selesai dan sesuai yang diinginkan, offline editing selesai dan dapat dikatakan picture lock. Di mana picture lock tidak dapat diubah lagi secara flow, dan potongan gambar dan suara.

Online Editing

Online editing sendiri merupakan proses touch up dari hasil offline editing dengan penambahan color grading, efek visual, motion graphic, dan audio mixing.

Di tahap online editing, file picture lock akan difinalisasi. File proxy dengan resolusi rendah dari offline editing, akan dihubungkan kembali menjadi kualitas file asli untuk diproses online.

Pada tahap online editing ada beberapa proses lain yang harus dilewati sebuah film. Apa saja? Yuk kita bahas satu per satu:

Color Correction + Color Grading

Dengan kualitas file asli, online editor harus melakukan proses color correction dan color grading. Biasanya dari hasil offline editing, warna antar footage masih terlihat raw, dan berbeda-beda antara shot.

Di tahap inilah peran online editor untuk menyamakan warna dari setiap shot yang dipakai, agar tidak terkesan belang saat ditonton. Namun sebelum itu, online editor harus menentukan mood warna yang director ingin visualisasikan pada hasil akhir.

Setelah mencari warna yang tepat, online editor harus meratakan warna setiap shot dengan warna yang ingin dicapai. Dikarenakan color grading akan berperan penting untuk menentukan mood dalam video.

Perbedaan online dan offline editing

Visual Effects & CGI

Tahap selanjutnya dalam online editing, kamu bisa menambahkan efek visual dan CGI jika dibutuhkan. Efek visual seperti cahaya, asap, ataupun tambahan objek pada background untuk memperindah ataupun memperbaiki gambar.

Contoh sederhana, kamu bisa menambahkan awan di langit yang mendung dalam proses ini, ataupun menghapus objek yang bocor dari hasil shooting, termasuk menambahkan motion untuk kebutuhan tipografi dan juga menambahkan subtitile pada video.

Sound Designing + Music Composing

Selain finalisasi untuk ranah visual, dalam online editing, juga ada finalisasi untuk musik dan audio. Kamu bisa mengganti musik dummy kamu dengan musik original scoring.

Di tahap ini, sound designer akan bekerja menata suara, menambahkan efek suara, dan mendesain karakter suara agar gambar semakin hidup. Di saat yang sama, music composer mulai membuat musik, rekaman dengan pemain musik, dan menatanya agar cerita semakin kuat.

Setelah musik dan seluruh elemen audio yang diinginkan telah sesuai, maka element audio maupun musik akan di-mixing agar besar dan layering suara terjaga.

Mastering

Tahap terakhir adalah tahap masteringMastering adalah proses menikahkan gambar dan suara final hasil olahan colorist, music composer, visual effect artist, dan sound designer. Hasil akhir akan dijadikan master atau file utama sebelum dicopy ke dalam bentuk DCP (digital cinema package), materi putar di bioskop-bioskop.

Nah, sekarang sudah tau kan perbedaan offline vs online editing? Kalau kamu masih ada pertanyaan, langsung aja tulis di komen ya!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?