Tiga Film Indonesia di Festival Film Locarno 2021

Festival Film Locarno kembali diselenggarakan di Locarno, Swiss, mulai tanggal 4 sampai 14 Agustus 2021. Festival Film Locarno sendiri merupakan salah satu festival film bergengsi dunia yang telah memutar karya banyak sutradara ternama dunia seperti Stanley Kubrick, Claire Denis, Abbas Kiarostami, Gus Van Sant, dan masih banyak lagi.

 

Nah tahu gak kalau di edisi ke 74 ini, ada 3 film Indonesia yang diputar di Festival Film Locarno lho! Yang pertama ada Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (sutradara: Edwin), kemudian Dear To Me (sutradara: Monica Vanesa Tedja), dan yang terakhir Whether the Weather Is Fine (sutradara: Carlo Farancisco Manatad, ko-produser: Yulia Evina Bhara). Kita bahas satu per satu yuk!

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Film ini merupakan film panjang kelima Edwin setelah Babi Buta Yang Ingin Terbang, Postcards from the Zoo, Posesif, dan Aruna & Lidahnya. Film adaptasi novel Eka Kurniawan ini bercerita tentang Ajo Kawir (diperankan Marthino Lio), seorang laki-laki yang mengamuk karena rahasia akan ‘ketidakberdayaannya’.

Dia memiliki kesempatan untuk menemukan kebahagiaan ketika dia jatuh cinta dengan seorang pejuang wanita tangguh bernama Iteung. Film ini berkompetisi di kompetisi utama Festival Film Locarno dan berhak memperebutkan Piala Leopard Emas.

Dear To Me

Mungkin belum banyak dari kamu yang mengenal Monica Vanesa Tedja, tapi percayalah karena kamu akan semakin sering mendengar namanya di waktu berikutnya. Monica adalah sutradara kelahiran Jakarta yang saat ini sedang menetap di Berlin, Jerman. Film-film pendek sebelumnya antara lain Sleep Tight Maria, Lebah dan Nektar, dan yang sempat menarik perhatian Joko Anwar tahun 2014 silam, How to Make a Perfect Christmas Eve.

Dear to Me sendiri menceritakan kisah tentang warga negara Indonesia bernama Tim (27 tahun) sedang berlibur bersama orang tuanya di sebuah pulau terpencil. Di pulau tersebut, penduduknya percaya bahwa melihat rusa adalah tanda bertemu jodoh. Tim sebagai pemuda lajang berharap secara diam-diam dapat melihat rusa yang dimaksud penduduk pulau terpencil tersebut, supaya orang tuanya bisa bahagia ketika ia dapat menemukan jodoh. Film ini diputar di kategori Locarno Open Doors.

Whether The Weather is Fine

Film ini memang bukan karya sutradara Indonesia. Film panjang pertama Carlo Francisco Manatad asal Filipina, yang lebih dulu dikenal lewat film-film pendeknya ini, di ko-produseri oleh Yulia Evina Bhara dari Kawan Kawan Media, rumah produksi asal Indonesia. Kawan Kawan Media sendiri merupakan rumah produksi yang telah membuat film-film seperti Istirahatlah Kata-Kata, The Science of Fiction, dan yang baru saja menyelesaikan syutingnya: Autobiography.

Film ini bercerita tentang Miguel, seorang anak laki-laki yang setelah bencana alam Topan Haiyan, menjelajahi reruntuhan untuk mencari dua perempuan dalam hidupnya: Andrea, sahabatnya, dan Norma, ibunya. Begitu dia menemukan keduanya, Miguel mencoba meyakinkan mereka untuk meninggalkan kota yang tidak layak huni. Film ini berkompetisi di kategori Concorso Cineasti del presente (Filmmakers of the present competition).

Itu dia 3 film Indonesia yang diputar di Festival Film Locarno tahun ini. Tertarik membaca artikel lainnya? Yuk langsung klik di sini!

No Comments

Post A Comment
×

Hello! Please contact our team below according to your needs.

× How can I help you?